New York – Aksi teroris yang terjadi di Manhattan, New York, dilaporkan telah menewaskan delapan orang dan melukai belasan lainnya. Insiden itu terjadi ketika sebuah truk pick-up melaju kencang di jalur sepeda di sepanjang Sungai Hudson di Manhattan pada Rabu (1/11/2017) dinihari. Insiden itu merupakan teror paling berdarah di New York setelah serangan teroris di menara kembar WTC.
Menurut keterangan saksi mata, Eugene’ yang dikutip dari kantor berita ‘reuters’, truk pick-up putih melaju dengan kecepatan tinggi ke arah selatan di sepanjang jalur sepeda dan menabrak beberapa pemakai sepeda dan pejalan kaki. Banyak tubuh korban yang terbaring di luar Sekolah Menengah Atas Stuyvesant, yang merupakan salah satu sekolah elit di New York. Dia juga mendengar 9 sampai 10 kali suara tembakan, tetapi tidak yakin dari mana suara itu datang.
Departemen Polisi New York dalam postingannya di twitter mengatakan, sebuah mobil menghantam mobil lainnya. Kemudian sopir salah satu mobil keluar sambil memamerkan senjata imitasi dan ditembak oleh polisi. Berdasarkan keterangan polisi, tersangka telah ditahan. Polisi juga memposting foto yang menunjukkan sebuah truk pikap yang berada di jalur sepeda dengan bagian depannya yang hancur. Truk tersebut memiliki logo toko hardware waralaba di pintunya.
Walikota New York, Bill de Blasio mengatakan bahwa serangan truk yang menewaskan setidaknya delapan orang itu adalah aksi terorisme. “Kita tahu bahwa tindakan ini dimaksudkan untuk mematahkan semangat kita, tapi kita juga tahu orang-orang New York kuat. Semangat kita tidak akan pernah goyah oleh tindakan kekerasan, dan tindakan teror,” Bill de Blasio.
Gubernur New York, Andrew Cuomo mengatakan, pelaku serangan adalah seorang ‘lone wolf’, sebutan bagi pelaku yang menjalankan dan merencanakan aksi teror sendirian. Lebih lanjut, dia mengatakan, tidak ada indikasi dan bukti yang menunjukkan serangan tersebut merupakan bagian dari rencana yang lebih luas. Akan ada penambahan jumlah personel keamanan yang dikerahkan di New York, bukan karena akan adanya ancaman lanjutan, melainkan sebuah langkah kewaspadaan.
Berdasarkan keterangan Komisaris Polisi New York, James O’Neil, pelaku adalah seorang pria berusia 29 tahun yang telah ditahan polisi. Setelah menabrak beberapa orang di jalur sepeda di sepanjang Sungai Hudson, pria itu keluar dari truknya dengan membawa dua senjata mainan sebelum akhirnya ditembak polisi di perutnya.