Jakarta – Sebanyak 4,5 juta mahasiswa dari berbagai kampus di Tanah Air akan mengikuti Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme secara serentak di seluruh provinsi pada 28 Oktober mendatang.
Menurut pengamat politik Universitas Indonesia Donni Edwin, SIP, MSc, aksi itu adalah sebuah bentuk moblisasi. Untuk saat ini kegiatan semacam itu sangat bermanfaat untuk mengingatkan dan menumbuhkan kembali semangat kebangsaan serta kecintaan generasi muda terhadap Negara Kesatuan Republik Indoenesia (NKRI), Pancasila, dan UUD 1945.
Namun dalam jangka panjang, kata Edwin, kecintaan terhadap NKRI yang berdasarkan Pancasila tidak bisa hanya semata-mata mengandalkan mobilisasi elemen-elemen masyarakat.
“Yang harus dilakukan adalah gabungan antara upaya-upaya untuk memperkuat dan memperbarui materi wawasan kebangsaan di sekolah-sekolah dengan melibatkan elemen-elemen masyarakat untuk mencegah penyebaran paham radikal yang bertentangan dengan Pancasila. Serta memperbaiki kinerja birokrasi dan aparatur pemerintahan di semua lini, sehingga masyarakat merasa dilayani dan diayomi oleh negara,” katanya kepada Damailahindonesiaku.com, Selasa (10/10/2017).
Rencana Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme tersebut diungkapkan panitia pengarah aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme, Prof Dr H Zainal Abidin, MAg di Jakarta, Kamis (5/10/2017) lalu. “Salah satu kegiatan dalam Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme, yaitu kuliah akbar yang diikuti 4,5 juta mahasiswa,” ujarnya.