Wonogiri – Pesantren adalah salah satu tempat mendidik para generasi muda untuk dapat memperdalam ilmu agama agar bisa menjadi pemimpin baik itu pemimpin dalam doa, imam salat dan memimpin pengajian. Namun Pesantren kini memadukan ilmu agama dengan ilmu umum yang dipelajari oleh siswa di luar pesantren.
Karena begitu lulus dari pesantren, seorang santri tidak hanya pandai ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu-ilmu umum yang diharapkan juga bisa dapat menjadi pemimpin di negeri ini di kemudian hari nantinya. Dengan begitu, jika dia menjadi pemimpin, dia akan menjadi pemimpin yang banyak membawa maslahat bagi rakyatnya.
Namun demikian para santri-santriwati di pesantren tentunya juga perlu mendapatkan penguatan wawasan kebangsaan agar tidak mudah terpengaruh paham radikal terorisme yang hingga saat ini masih terus disebarkan oleh kelompok-kelompok radikal yang mencoba menyasar kepada para generasi muda. Untuk itulah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus memberikan penguatan kepada para generasi muda sebagai upaya untuk melakukan pencegahan agar para genrasi muda memiliki daya tangkal terhadap penyebaran paham radikal terorisme tersebut
Kali ini Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, MH, melakukan Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) dan Tokoh Agama yang berlangsung di Pondok Pesantren Ihya’ul Qur’an, Kabupaten Wonogiri, pada Jumat (28/8/2020) siang
Kepala BNPT mengatakan bahwa sebagai salah satu tempat untuk mendidik para generasi muda, maka Pondok Pesantren juga harus dapat melindungi para santri dan santriawatinya agar tidak mudah terhasut propaganda kelompok radikal
“Tentunya kita tetap menginginkan adanya sebuah kehidupan yang harmoni, terwujudnya ukhuwah islamiyah di antara kita semuanya di antara umat dan tentunya peran dari Pondok Pesantren sangat strategis. Karena Pondok Pesantren ini membina anak-anak generasi muda Indonesia,” ujar Kepala BNPT, Komjen Pol. Boy Rafli Amar.
Kepala BNPT mengatakan bahwa dalam melakukan upaya pencegahan paham radikal terorisme kepada generasi muda tersebut tentu perlu adanya komunikasi yang intensif dengan para alim ulama ataupun dengan para pimpinan Pondok Pesantren
“Kita harus bisa membuka ruang komunikasi yang konstruktif, menjaga agar anak muda kita tidak mudah terpapar yang untuk hal-hal yang sifatnya mengarah kepada sikap-sikap yang intoleran dan bahkan melakukan tindakan yang destruktif . Itu yang bisa tidak diinginkan,”: ujar mantan Waka Lemdiklat Polri tersebut.
Oleh karenanya Kepala BNPT berharap kepada Forkompinda, tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat untuk kiranya bisa terus memberikan bimbingan kepada para generasi muda agar nantinya bisamenjadi generasi yang cinta kepada negara Republik Indonesia ini Apalagi di era teknologi informasi yang makin berkembang ini pengaruh media sosial saat ini sungguh luar biasa
“Karena propaganda yang terbanyak pada hari ini tentunya melalui media sosial. Dan ini tentunya kita harus bijak dalam menggunakan ataupun memanfaatkan informasi pada media sosial karena dari pengguna media sosial kita ketahui di Indonesia ini adalah umumnya para generasi muda,” ujar mantan Kapolda Papua ini.
Menurutnya, Indonesia saat ini sedang menghadapi bonus demografi sampai dengan tahun 2045, sehingga generasi usia produktif ini sangat dominan. Oleh karena itu dalam penggunaan media sosial ini juga tentu perlu adanya bimbingan yang dilakukan dengan langkah-langkah literasi maupun edukasi kepada generasi muda kita.
“Karena tidak semua isi informasi yang ada di media sosial itu adalah bersifat positif . Karena ada yang sifatnya menyebarkan paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa kita. Ada yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, ada yang mempromosikan cara-cara kekerasan atau destruktif dengan menyikapi suatu keadaan,” ujar alumni Akpol tahun 1988 ini.
Untuk itu mantan Kepala Divisi Humas Polri ini meminta kepada para generasi muda untuk bisa manfaatkan media sosial yang salah satunya bisa digunakan sebagai media dakwah dalam menyampaikan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Yang mana tentunya generasi muda ini diharapkan dapat memanfaatkan media social untuk menyerap ilmu dan pengetahuan agar penyalahgunaan media sosial di kalangan generasi muda bisa dihindari.
“Kami juga berusaha untuk terus mempromosikan hal-hal yang bersifat membangun semangat toleransi membangun semangat hidup rukun di antara perbedaan yang kita miliki. Semoga dengan pemanfaatan media social ini bisa mendatangkan hal-hal yang bersifat positif kepada kita semuanya,” ujar mantan Kapolda Banten ini
Kepala BNPT pun bersyukur bisa bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Al Ihya’ul Quran dibawah pimpinan Ust. Adriansyah atau Buya Adriansyah. Karena BNPT bisa menjalin silaturahim dengan tokoh-tokoh alim ulama yang ada di Pondok Pesantren tersebut.
:Kita tahu bahwa misi pondok pesantren adalah mendidik para santri dan santriawati, yang tentunya mereka-mereka kelak diharapkan menjadi generasi yang sukses, memiliki akhlak yang baik dan kemudian kelak bisa menjadi insan yang memiliki daya saing untuk mengisi alam pembangunan di Indonesia ini,” kata mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini memgakhiri.
Sementara itu pimpinan Pondok Pesantren Al Ihya’ul Quran, Ust. Adriansyah mengungkapakan bahwa pihaknya akan terus melindungi para santri-santrinya agar tidak mudah terpapar paham paham radikal. Karena sebagaimana dikatakan di dalam Al Quran itu akan membimbing umatnya ke jalan yang benar,
“Al Quran juga mengajarkan kita untuk saling peduli, empati dan saling menjaga serta dilarang untuk melakukan tindakan kedzaliman. Itu merupakan salah satu bentuk asas yang sangat mendasar sekali sebagai suatu tindakan untuk menangkal perilaku-perilaku yang intoleran tadi,” ujar ust. Adriansyah.
Untuk itu dirinya bersyukur bisa bertemu dengan jajaran pimpinan BNPT di pesantrennya sehingga bisa
terbangun sebuah komunikasi. Karena dengan adanya komunikasi ini seperti diibaratkan saluran air ada sesuatu yang tersumbat itu bisa menjadi bersih.
“Jadi sesuatu yang menjadi sebuah ganjalan dan jarak, ternyata ada hal yang bisa dikomunikasikan. Sehingga banyak persoalan-persoalan yang bisa terselesaikan. kata kuncinya adalah komunikasi tadi. Mudah-mudahan ini menjadi sebuah media penghubung bagi kita kedepan bisa lebih kondusif lagi,” ujarnya
Turut mendampingi Kepala BNPT dalam acara tersebut yakni Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Direktur Deradikalisasi Prof. Dr. Irfan Idris, Ma, Direktur Perlindungan Brigjen Pol Herwan Chaidir, Direktur Pencegahan Kombes Pol. R. Akhmad Nurwakhid, S.E, M.M, dan pejabat eselon III. IV dan staf lainnya.
Para Forkopinda yang hadir yakni Dandim 0728/Wonogiri, Kapolres Wonogiri, Kepala Kejaksaan Negeri Wonogiri serta Kepala BIN Daerah (Kabinda) Jawa Tengah. Sementara dari unsur ormas yang ada di Wonogiri yakni MUI, PCNU, LDII dan ormas lainnya