Yogyakarta, kegiatan dialog pencegahan paham radikal teriorisme dan ISIS di kalangan mahasiswa akhinya dimulai. Sebagaimana disampaikan oleh Kolonel Dadang Hendra Yuda dalam laporan kesiapan penyelenggaraan kegiatannya, dialog kali ini dimaksudkan sebagai upaya membangun sinergitas dengan perguruan tinggi dalam menangkal penyebaran paham terorisme, khususnya ISIS, di kalangan perguruan tinggi. Kegiatan dialog ini dihadiri oleh sekitar 300 peserta undangan yang berasal dari perwakilan mahasiswa dan instansi terkait.
Sementara itu, anggota komisi III DPR RI, Ir. Tjatur Sapto Edy, MT., dalam sambutannya menyatakan bahwa pencegahan paham radikal dan terorisme merupakan hal yang sangat penting untuk terus digalakkan, karena hal ini memiliki manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Ia juga mengajak kepada para peserta untuk tidak hanya terpaku pada nama atau tampilan kelompok teroris, karena hal yang paling penting untuk dilakukan adalah melawan propaganda radikalisme dan terorisme; apapun bentuknya, siapapun kelompoknya.
Dalam penutupnya ia menuturkan bahwa Muhammadiyah tegas menolak segala paham radikalisme dan kekerasan, karena hal itu bertentangan dengan nilai-nilai utama Islam yang mengedepankan perdamaian dan kesejahteraan. Hal ini juga ditegaskan oleh Mayjen TNI Abdurahman Kadir., menurutnya paham kekerasan seperti yang dipertontonkan oleh ISIS selama ini telah begitu mengkhawatirkan. Sekertaris utama BNPT ini juga menjelaskan bahwa upaya BNPT menggandeng mahasiswa dalam pencegahan paham radikalisme dan terorisme merupakan wujud nyata dari program BNPT untuk menggandeng seluruh elemen masyarakat untuk memastikan bahwa radikalisme tidak mendapat tempat di tengah masyarakat.
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa Muhammadiyah merupakan mitra strategis dalam usaha menangkal paham kekerasan yang mengatasnamakan agama. Usaha untuk menangkal tumbuh dan berkembangnya paham radikal teroris harus dilakukan secara serius, karena kelompok teroris telah merusak tatanan masyarakat dan menimbulkan keresahan yang luar biasa. ISIS misalnya, telah tumbuh menjadi organisasi teroris yang sangat berbahaya, lebih berbahaya daripada Al Qaeda.
Hal yang sangat mengkhawatirkan dari ISIS adalah militansi mereka dalam melakukan rekrutmen di kalangan anak muda. ISIS terbukti sangat gencar menebar propaganda dan bujuk rayu agar anak-anak muda, yang kebanyakan masih gamang dalam urusan agama, bersedia untuk bergabung dengan ISIS. Hal ini pun telah pula sampai di Indonesia, beberapa mahasiswa dan anak muda Indonesia dilaporkan bergabung dengan ISIS.
Karenanya diperlukan kerjasama dari berbagai pihak dalam menangkal tumbuh kembangnya paham yang menghamba pada kekerasan dan perusakan. Kegiatan dialog yang bertempat di aula Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini masih akan terus berlangsung hingga pukul 16 sore ini.