Makassar – Tulisan itu memiliki kekuatan luar biasa. Tulisan bisa menyihir pembacanya untuk mengikuti buah pikiran penulis. Selain itu, penulis itu tidak akan pernah mati karena tulisannya akan terus dibaca hingga lintas zaman.
Pendapat itu dikemukakan salah satu penulis novel terbaik Indonesia, Ahmad Fuadi saat memberikan pemparan kepada peserta Pelatihan Duta Damai Dunia Maya yang digelar BNPT di Hotel Aryaduta, Makassar, Rabu (18/5/2016). Ahmad Fuadi dikenal dengan noval best seller yang kemudian diangkat ke layar lebar “Negeri 5 Menara”.
Ahmad Fuadi mengatakan bahwa menulis itu bisa membuat awet muda seseorang. Ia mendapat nasehat ini dari salah satu ustadz pembimbingnya saat masih berguru di Pesantren Gontor bahwa dengan menulis, maka penulisnya akan tetap hidup lewat gagasan-gagasan yang dibacanya.
Ahmad Fuadi juga percaya bahwa tulisan yang baik semestinya menggerakkan dan menghadirkan inspirasi. Beliau memaparkan bahwa tulisan yang baik itu tidak hanya menghadirkan kekaguman, tetapi memiliki kekuatan untuk membuat pembacanya seolah-olah ikut bergerak melakukan sesuatu. Dan setelah membaca sebuah tulisan yang bagus, pembaca bisa merasa bersalah jika tidak melakukan sesuatu itu. Maka dari situlah sesungguhnya muara dari tujuan menulis itu.
“Ada beberapa macam alasan untuk menulis. Adakalanya menulis untuk memberi informasi dan ada pula menulis untuk sekedar menghibur. Seyogyanya bahwa menulis itu dilakukan untuk menebar kebaikan. Hal yang penting yang dirinya percaya terkait dengan tulis-menulis yaitu, pertama bahwa kata-kata itu sesungguhnya bisa lebih ampuh dari sebuah peluru. Peluru bisa menembus ke satu kepala, sedangkan kata-kata yang ampuh itu bisa menembus ke banyak kepala,” papar Ahmad Fuadi.
Selain itu, peluru bisa mematikan, sedangkan kalau kata-kata ampuh itu bisa dirangkai dengan kalimat yang baik dan bisa lebih menguat bisa menginspirasi ke banyak orang. Paling tidak, seseorang itu bisa menulis di sebuah SMS atau sosial media yang bisa menghadirkan tawa kecil orang lain atau inspirasi.
“Dengan menulis, kita bisa melintasi gografis, agama dan bahkan batas sosial. Karena dengan menulis, kita bisa mengeluarkan gagasan dan menjangkau ke berbagai kalangan,” ungkapnya.
Ahmad Fuadi yang juga hobi travelling bersama istri tercintanya, kemudian bercerita tentang perjalannya ke Maroko dan lanjut menyeberangi Selat Gibraltar menuju Spanyol. Di Negeri Matador itu, beliau sempat bertemu tokoh terkenal saat berkunjung ke kota Cordoba. Dia pun mencoba berkenalan dan foto bersama, tapi yang bersangkutan ternyata diam.
“Dia tokoh terkenal yang saya kagumi. Namanya Averus. Dia penulis buku. Tapi itu hanya patungnya saja karena Averus telah meninggal 800 tahun lalu. Bayangkan dia sudah tidak ada, tapi idenya masih dibaca, masih membawa pahala, dan masih manfaat buat orang lain. Itulah kekuatan tulisan itu,” ungkap Fuadi.
Tidak usah terlalu jauh, Ahmad Fuadi mencontohkan menulis sederhana dan akun facebook. Kesannya memang sepele, tapi tulisan di facebook itu bisa abadi dan dibaca anak cucu kita di masa mendatang. Karena itu, ia mengajak para peserta Pelatihan Duta Damai Dunia Maya untuk menulis yang baik-baik dan membawa kedamaian.
“Karena kekuatan tulisan itu sangat luarbiasa,” tukas Ahmad Fuadi.