Ahmad Basarah: Menwa Benteng Pancasila di Kampus

Malang – Ketua Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR, Dr Ahmad Basarah mengatakan, Resimen Mahasiswa (Menwa) memiliki peran penting dalam menjaga dan menjalankan nilai-nilai Pancasila di kampus. Menwa yang merupakan bagian generasi milenial merupakan benteng Pancasila di kampus yang menjadi salah satu sasaran proses deideologisasi.

Karena itu, sangat penting bagi pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, untuk menjalankan fungsi pembinaan keprajuritan dan keilmuan yang dimiliki Menwa. Basarah menilai ada yang salah dalam membangun ideologi bangsa setelah berakhirnya pemerintahan Orba, di mana Menwa tidak lagi berada dibawah binaan Kementerian Pertahanan.

“Menganggap Menwa sebagai bagian dari Orba adalah sebuah kesalahan. Menwa, adalah organisasi mahasiswa yang memiliki potensi yang sangat besar bagi kepentingan bangsa Indonesia untuk membina, menyemai generasi muda bangsa yang punya jiwa patriotisme, keprajuritan, sekaligus keilmuan,” kata Ahmad Basarah.

Hal itu dikatakan Ahmad Basarah dalam sosialisasi Empat Pilar MPR saat menutup ‘Pendidikan Kebangsaan Bela Negara’ yang diikuti anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) di Kota Wisata Batu Malang, Jatim, Minggu (19/11/2017) malam. Penutupan ditandai dengan pencopotan secara simbolis tanda peserta yang digunakan 100 Menwa, perwakilan dari 22 kampus di Jatim.

Dijelaskan, pemerintah harus memberi perhatian lebih kepada keberadaan Menwa agar pembinaan lebih terarah, terukur, dan fokus untuk melahirkan bintang-bintang Pancasila di setiap kampus. Menwa harus percaya diri di dalam menjalankan tugas sebagai seorang mahasiswa di bidang pendidikan, dan juga tugas sebagai seorang prajurit untuk mengawal negara dan bangsa.

“Kami pastikan adik-adik Menwa tidak sendirian di dalam menjalankan tugas dan fungsinya mengawal kampus dari segala ancaman ideologi dari luar yang akan merongrong kedaulatan Indonesia. Termasuk yang merongrong kedaulatan ideologi negara Indonesia, yaitu Pancasila,” jelasnya.

Di sisi lain, dia juga mengatakan bahwa pascareformasi, bangsa Indonesia mengalami proses deideologisasi Pancasila karena dituding sebagai alat kekuasaan Orba. Proses deideologisasi tersebut diperparah oleh eksperimen ideologi fundamentalisme pasar dan fundamentalisme agama yang beroperasi secara agresif di masyarakat saat ini

“Eksperimen ideologi asing tersebut membuat bangsa Indonesia mengalami serangan politik pecah belah sebagai satu strategi memutuskan ideologi asing untuk masuk. Targetnya adalah agar bangsa Indonesia meragukan, meninggalkan, bahkan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain,” katanya.

Itulah sebabnya disosialisasikan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI sebagai upaya mencegah penyebaran pemahaman yang salah. Saat ini mahasiswa yang memegang obor dan berada di depan untuk mencegah paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila agar tidak masuk ke kampus. Generasi yang akan mengisi jembatan emas kemerdekaan adalah generasi-generasi yang nasionalis, patriotik dan berjiwa Pancasila.