Bandung – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mendukung pemerintah pusat dan kepolisian memerangi jaringan penyebar informasi bohong Saracen. Menurutnya, hoax (berita bohong) serupa dengan riak yang lama kelamaan bisa mengganggu pembangunan.
Melalui siaran pers di Bandung, Rabu (30/8/2017), mantan anggota DPRD DKI Jakarta itu menuturkan, pemerintah serius dalam memerangi kabar kibul. Itu dibuktikan dengan terbongkarnya penyebar informasi bohong berikut tiga orang tersangka diamankan oleh kepolisian.
Kabar bohong tidak bisa begitu saja diabaikan, karena dalam membangun negara dibutuhkan kestabilan. Untuk itu, Gubernur Jabar mengajak semua pihak untuk menghadapi bersama kabar bohong yang menyebar di media sosial.
Aher juga mengapresiasi positif usulan adanya “Hub” untuk memeriksa kabar bohong yang beredar di masyarakat terutama media sosial.
“Ide ‘Hub’yang mengemuka ini adalah kelompok bersama untuk melaksanakan kroscek oleh media mainstream yang dilaksanakan oleh jaringan wartawan di media mainstream dan diklarifikasi lalu ditulis juga oleh media mainstream agar cepat tersebarnya, tentu saja dengan cover bukan saja both, tapi all sides, jadi dengan berbagai cara pandang,” katanya.
Menurut dia, jarak waktu penanganan berita bohong paling lama memerlukan waktu sepekan.
“Kalau berita hoaxnya 2-3 hari, paling lambat seminggu lah, hari kedelapan harus ada klarifikasi. Kalau berlarut-larut, kasihan anak bangsa ini kalau energinya terkuras untuk komentari berita-berita hoax,” katanya seperti dilansir Antara.
Aher menambahkan, saat ini sudah ada web application karya anak bangsa untuk mengidentifikasi konten tersebut bohong atau fakta yaitu bernama Hoax Analyzer.
Aplikasi tersebut dikembangkan tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dan telah memenangkan kompetisi se-Asia Tenggara mewakili Indonesia dalam ajang Imagine Cup 2017.