Jakarta- Pengamat teroris Nasir Abbas mengatakan, melihat kasus-kasus pengeboman bunuh diri yang masih terus terjadi di Tanah Air, sudah ada “bom maker” yang baru dalam jaringan terorisme di Tanah Air. “Kalau melihat perkembangannya, sudah ada ‘bom maker’ yang baru walau keahlian mereka tidak sehebat Dr Azhari,” kata pengamat teroris Nasir Abbas, Kamis (25/5/2017).
Dia mengatakan, boleh jadi perakit bom yang baru tersebut merupakan anggota ISIS yang pulang dari Suriah atau mereka yang bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Menurut Nasir, walau perbatasan Filipina Selatan sudah diblokir aparat keamanan, memang masih ada jalur-jalur tertentu yang bisa ditembus pelaku jaringan teror.
Dia juga mengatakan, untuk membuat bom tidak memerlukan pendanaan yang begitu besar. Demikian juga dengan cara pembuatannya– kalaupun cara merakitnya sudah diblokir Kemenkominfo di internet– mereka tidak perlu belajar merakit bom melalui jaringan internet atau buku. Jaringan teroris tersebut bisa mengajarkan cara pembuatan bahan peledak tersebut dengan menggelar pertemuan “face to face”.
Sementara kelompok yang melakukan pengeboman di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur adalah pelaku teror yang mengincar petugas. Mereka membidik petugas kepolisian yang ‘lemah’ atau tidak dalam keadaan siap siaga, karena sedang bertugas menjaga lalu lintas.
Kelompok ini sama seperti pelaku bom Thamrin yang menyasar polisi yang sedang mengatur lalu lintas, bom di Tuban, dan teroris yang menyerang polisi yang bertugas di Pos Polisi Cikokol, Tangerang.