Semarang – Tanfiziyah PW NU Jawa Tengah Drs. H. Abu Hafsin Umar, MA, PhD., mengungkapkan bahwa agama jangan sampai dipegang orang yang salah. Sebab, bila itu terjadi agama bisa disalahgunakan seperti yang sekarang digunakan para pelaku propaganda radikal terorisme dan ISIS.
“Kalau agama dipegang orang salah, agama yang harusnya rahmat, bisa menjadi laknat,” ujar Drs. H. Abu Hapsin Umar, MA, PhD pada Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Pemuda Ansor se-Jawa Tengah di Aula Sudirman, Kodam VII/Diponegoro, Semarang, Kamis (28/4/2016).
Ia menambahkan bahwa agama menempati ranah terdalam dalam umat manusia. Agama itu juga indah dan membawa berkat. Tetapi agama bisa berbahaya bila jatuh pada orang yang salah. “Kalau agama dipegang orang absolutis, berarti agama sudah berintegrasi dengan kekerasan,” imbuhnya.
Ia menjelaskan kelompok absolutis ini yang selalu merasa pendapatnya paling benar, sedang yang lain salah. Apalagi bila agama digunakan untuk memprovokasi dan menyudutkan orang lain.
Selain itu, agama itu jangan ditafsirkan secara parsial, tetapi harus secara keseluruhan. Contohnya, kitab suci Alquran digunakan hanya ayat-ayat tentang jihad saja. Dan itu yang kini dilakukan pengusung paham radikal terorisme da ISIS.
“Mereka berperilaku keras dalam dakwah Islamiyah, sama sekali tidak sejalan dan tidak berkeseimbangan, juga bukan Islami,” terangnya.
Untuk itu, ia mengajak semua pihak untuk tidak terjebak pemahaman agama yang parsial. Ditambah lagi dengan ketidaktahuan dari yang bersangkutan. Ia yakin banyak orang yang terjerat terorisme karena kurang pengetahuan. Orang-orang seperti itu harus dihindari.
“Kalau dilakukan penelitian, mereka yang melakukan tindakan teror, tidak memiliki pengetahuan agama. Kalau pun memiliki tapi tidak seimbang. Mereka lebih mengedepankan semangat, tapi kemampuan mempelajari agama tidak,” jelasnya.