Jakarta – Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, pada Selasa (5/1/2021) mengatakan pemerintah Indonesia mesti memastikan Abu Bakar Baasyir tidak akan memicu aksi terorisme setelah dibebaskan.
Abu Bakar Baasyir dipenjara pada 2011 karena terlibat dengan kamp pelatihan militan di provinsi Aceh, Indonesia. Dia dianggap sebagai pemimpin jaringan Jamaah Islamiah (JI) yang terkait dengan al-Qaeda, dan dituduh mengatur pengeboman klub malam di Bali pada 2002.
“Kedutaan kami di Jakarta telah menjelaskan keprihatinan kami bahwa orang-orang seperti itu dicegah untuk menghasut orang lain untuk melakukan serangan di masa depan terhadap warga sipil yang tidak bersalah,” kata Payne dikutip dari Reuters.
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengatakan Abu Bakar Baasyir akan tetap diawasi intelijen setelah bebas 8 Januari. Namun, Polri mengatakan pengawasan terhadap Baasyir bukan pengawasan khusus.
“Sebenarnya tidak ada pengawasan khusus, jadi sifatnya tiap orang akan dilakukan pemantauan,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Ahmad Ramadhan.
Pengamat terorisme Al Chaidar menilai pembebasan Abu Bakar Baasyir tak akan berpengaruh pada aktivitas terorisme di Indonesia. Dia mengatakan pengaruh Baasyir di organisasi terorisme sudah tidak ada.
“Sudah tidak berpengaruh lagi,” kata Al Chaidar dikutip dari tempo.co.