Magelang – Hasil penelitian yang dikukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan The Nusa Institute menunjukkan presentase potensi perkembangan paham radikal-terorisme di Indonesia menempati angka yang cukup tinggi, yakni 66 %, di mana 15 % di antaranya justru terjadi di dunia pendidikan dan tempat ibadah.
Hal inilah yang menggugah badan yang berwenang di bidang penanggulangan terorisme ini untuk fokus melakukan penceghan di dua tempat tersebut; pendidikan dan tempat ibadah. Kali ini, untuk melawan propaganda radikal-terorisme, BNPT mengumpulkan para da’i Jawa tengah dari empat kabupaten/kota se-Jawa Tengah, yakni; kota Magelang, Kabupaten Magelang, Purworejo, dan Temanggung.
Dalam kegiatan ini BNPT mengajak para da’i untuk turut berpartisipasi dalam melindungi masyarakat dari bahaya radikalisme dan terorisme, salah satunya dengan konsisten memberikan dakwah yang santun dan mencerdaskan.
Tidak hanya berhenti di sini, BNPT melalui mitra strategisnya di daerah, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), akan mengembangkan kegiatan serupa keseluruh kabupaten/kota se-jawa tengah.
“Kita akan melakukan kerjasama kepada instansi terkait, seperti walikota, bupati, kepolisian, dan TNI se-provinsi Jawa Tengah,” jelas ketua FKPT Jateng, Dr. Najahan.
Kegiatan sosialisasi ini diselenggarakan di kabupaten Magelang, tepatnya di hotel Atri, Jl. Sudirman, hari ini, Selasa (31/05/2016).