Jakarta – Mantan Ketua Umum PBNU KH Hashim Muzadi mengungkapkan bahwa pencegahan terorisme di Indonesia membutuhkan kerja keras dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga terkait, dan seluruh lapisan masyarakat. Itu karena terorisme tidak bisa dilepaskan berbagai kepentingan yang ada seperti politik, ekonomi, budaya, ekonomi, agama, dan sosial.
“Ada lima faktor utama yang harus dipahami dalam pencegahan terorisme di Indonesia. Bila kelima faktor itu bisa diatas, saya yakin pencegahan terorisme di Indonesia akan lebih efektif dan lebih mengena,” ujar KH Hashim Muzadi pada acara International Youth Conference on Countering Terorism di Gedung Nusantara V DPR RI, Jakarta, Senin (14/3/2016).
Faktor pertama, kata Kiai Hashim, adalah pengaruh global dimana saat ini telah terjadi gerakan transnasional terkait terorisme ini. Ini sangat berbahaya kalau Indonesia tidak bisa membendung masuknya gerakan ini ke Indonesia.
Kedua, UU Terorisme di Indonesia masih belum memiliki Undang-Undang Terorisme. Menurut KH Hashim, keberadaan UU Terorisme ini sangat penting karena ini menyangkut soal pemahaman agama dari hulu sampai hilir.
“Saya selalu meminta revisi UU Terorisme yang disesuaikan dengan mengubah mindset keagamaan. Saya tidak ingin perubahan UU Terorisme hanya untuk membuat petugas langsung menembakin orang. Itu bukan penyelesaian. Masalahnya siapa yang harus meluruskan mindset tersebut,” terang Kiai Hashim.
Faktor keempat, terang Kiai Hashim adalah penyatuan agama dengan sistem politik dan negara. “Kalau agama dinegarakan maka ada dua hal yang timbul yaitu konflik lintas agama dan kedua karena didalam Islam sendiri visinya tidak sama, juga akan menjadi konflik,” tukas Kiai Hashim.
Dari situlah, kata Kiai Hashim, menegaskan pentingnya Pancasila. Menurutnya, Pancasila adalah anugerah Allah agar bangsa Indonesia bisa mengembangkan agama dalam konteks Pancasila kita, bukan agama Pancasila atau Pancasila yang berdasarkan agama. Pancasila itu adalah gerbang agar agama bisa berjalan harmonis didalamnya.
Dan yang kelima jangan pencegahan terorisme dijadikan lahan untuk mencari keuntungan. “Sekarang ini ada orang-orang yang melakukan sistem bencana agar dapat rezeki. Jadi kalau gak ribut mereka tidak bisa mencari rezeki. Untuk itu harus ada penguatan kembali sikap moderat dalam keagamaan dan kenegaraan dalam bentuk Islam yang rahmatan lil alamin. Kalau sekarang ini baru rahmatan lil muslimin saja masih belum,” tandas Kiai Hashim Muzadi.