Bekas pentolan JI (Jamaah Islamiyah) Nasir Abbas mewanti-wanti kembalinya ‘alumni’ ISIS ke Indonesia. Menurutnya, bergabungnya sejumlah elemen radikal di Indonesia dengan organisasi pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi pasti akan menimbulkan kekacauan, cepat atau lambat.
“Kita harus berkaca pada kasus Afghanistan, dimana banyak orang Indonesia ikut jihad ke sana. Sepulangnya ke Indonesia, doktrin dan semangat perang kemudian dibawa pulang ke Indonesia. Di negeri ini mereka kemudian bikin onar dimana, bom Bali dan lain-lain,” jelas Abbas dalam Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di kalangan Pemuda Indonesia di Bandung (Kamis, 15 Oktober 2015).
Berdasarkan pengalaman pribadinya, kasus terorisme di Indonesia dimotori oleh kelompok radikal alumni Afghanistan. Abbas sangat paham bagaimana kelompok radikal menggerakkan jaring terornya di Indonesia. Apalagi para pelaku teror dan radikalisme di Indonesia tidak lain adalah temannya saat masih ‘berjihad’ di Afghanistan.
Karena itulah Abbas mengingatkan agar bangsa Indonesia meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena ISIS yang belakangan mengganggu stabilitas dunia. Ia khawatir dalam waktu 5 hingga 10 tahun ke depan jika fenomena ISIS tidak diantisipasi secara serius, alumni ISIS akan kembali ‘pulang kampung’ membawa oleh-oleh bencana kepada bangsa Indonesia.
“Apalagi alumni jihad ini punya ideologi kekerasan, misalnya mereka menganggap bahwa selama negara Islam belum berdiri maka jihad harus terus berlaku, prinsip ini adalah landasan kelompok radikal membuat kacau di dalam negeri,” pungkas Abbas.