Generasi Muda Kelompok Paling Rentan Terpapar Radikalisme

Semarang — Generasi muda, khususnya mahasiswa, masih menjadi kelompok yang rentan terpapar paham radikalisme. Sejumlah faktor dinilai dapat menjadi celah masuk ideologi radikal di lingkungan kampus jika tidak diantisipasi sejak dini.

Staf Bidang Pengembangan Karir HMI Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes), Muhammad Dzikri Adly, menilai kerentanan tersebut tidak terlepas dari fase pencarian jati diri yang dialami mahasiswa.

“Mahasiswa masih dalam proses membangun prinsip hidup. Idealismenya tinggi, semangatnya menggebu, dan sering kali mudah terbawa arus atau FOMO karena lingkungan pergaulan. Apalagi banyak mahasiswa yang merantau dan jauh dari keluarga,” ujar Dzikri, dikutip dari rri.co.id, Selasa (9/12/2025).

Menurutnya, rasa ingin tahu yang besar merupakan bagian wajar dari proses pembentukan identitas. Namun, jika berada di lingkungan yang tidak tepat, kecenderungan eksploratif tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyusupkan ideologi radikal.

“Mahasiswa cenderung mencari hal baru, berdiskusi dengan alumni atau kakak tingkat. Pendekatan personal dari senior, teman, atau mentor yang terlihat kharismatik bisa menjadi pintu masuk penyebaran ideologi radikal,” jelasnya.

Ia juga menyoroti aktivitas mahasiswa, baik di dalam maupun luar kampus, yang bersifat tertutup dan minim pengawasan sebagai salah satu potensi kerawanan. Selain itu, media sosial yang lekat dengan kehidupan generasi muda memiliki peran signifikan dalam proses radikalisasi.

“Dari sisi negatif, media sosial bisa mempercepat penyebaran radikalisme. Algoritma cenderung mendorong konten provokatif dan emosional. Ketika seseorang menonton satu konten semacam itu, konten serupa akan terus muncul dan memperkuat dorongan,” kata Dzikri.

Ia menekankan pentingnya peran kampus, organisasi kemahasiswaan, serta literasi digital untuk membentengi mahasiswa dari pengaruh paham radikal, sekaligus menciptakan ruang diskusi yang sehat dan inklusif.