Jakarta – Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), komitmen menjaga suasana aman dan kondusif datang dari sosok yang pernah bersinggungan dengan jaringan terorisme. Ustad Ismail Hasan, seorang mantan narapidana terorisme, menyatakan kesiapannya untuk mengambil bagian dalam upaya menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).
Dalam pernyataan yang disampaikan pada Selasa (2/12), Ismail menegaskan bahwa dirinya dan rekan-rekannya siap berkontribusi secara aktif dan bertanggung jawab demi terciptanya perayaan keagamaan yang damai dan penuh toleransi.
Ia kemudian menyampaikan sejumlah poin komitmen, yang antara lain memuat penolakan terhadap ideologi ekstrem dan dukungan terhadap upaya aparat dalam mengamankan perayaan Nataru.
Dalam ikrar tersebut, Ismail menyebut:
- Menolak seluruh bentuk ekstremisme dan tindakan terorisme yang berpotensi merusak kedamaian serta kerukunan antarumat beragama.
- Siap menjadi bagian dari upaya menjaga perdamaian dengan memberikan edukasi kepada lingkungan sekitar agar tidak mudah terpengaruh narasi yang memecah belah masyarakat.
- Mendukung aparat penegak hukum dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru, karena setiap warga negara berhak merayakan ibadah dan tradisi keagamaannya dengan aman.
- Berkomitmen berkolaborasi dengan TNI, Polri, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyukseskan Operasi Lilin dan rangkaian pengamanan Nataru.
- Bertekad menjadi pelopor kerukunan dan toleransi serta menghormati kebebasan beribadah sesuai keyakinan masing-masing.
- Menegaskan kesetiaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar hidup berbangsa.
“Ini adalah bentuk komitmen kami untuk menjaga ideologi Pancasila serta melindungi NKRI dari ancaman radikal, intoleran, dan terorisme,” ujar Ismail menutup pernyataannya.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!