Jakarta — Pola pembinaan anak secara kolaboratif sangat penting khususnya bagi mereka yang terpapar paham radikal. Pendekatan lintas lembaga harus mengedepankan prinsip kepentingan terbaik bagi anak serta keadilan restoratif.
“Kami bersama-sama melakukan pembinaan agar prinsip pemulihan, pendekatan kemanusiaan, dan kepentingan terbaik anak benar-benar menjadi fokus utama,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Eddy Hartono, S.I.K., M.H., berkunjung ke Sentra Handayani, Jakarta, Senin (25/11).
Dalam kesempatan tersebut, Eddy menyampaikan apresiasinya kepada Sentra Handayani dan Kementerian Sosial yang selama ini berperan besar dalam proses rehabilitasi anak-anak yang terpapar radikalisme.
“Kami berterima kasih kepada Sentra Handayani dan Kementerian Sosial yang telah memfasilitasi proses pemulihan bagi anak-anak tersebut,” katanya.
Kepala Sentra Handayani, Masryani Mansyur, menegaskan bahwa penanganan kasus radikalisme pada anak tidak bisa dilakukan oleh satu lembaga saja. Diperlukan kerja sama yang kuat antara berbagai institusi terkait agar proses rehabilitasi berjalan efektif.
“Untuk menangani anak-anak yang terpapar radikalisme, kami harus berkolaborasi dengan banyak pihak seperti Densus 88 dan KPAI. Penanganannya bersifat komprehensif, melibatkan pekerja sosial kami, dan hingga kini berjalan baik. Beberapa anak juga sudah kami pulangkan melalui proses reintegrasi,” jelasnya.
Kunjungan tersebut turut dihadiri perwakilan Idensos Densus 88 AT dan KPAI. Melalui sinergi ini, diharapkan upaya perlindungan serta pemulihan bagi anak-anak terdampak radikalisme dapat semakin optimal, dengan tetap mengedepankan pendekatan kemanusiaan dan prinsip kepentingan terbaik anak.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!