Bandung – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Barat menyelenggarakan Rembug Merah Putih dengan tema “Mewujudkan Pemuda Cerdas, Kritis, dan Cinta Tanah Air.” Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Kota Bandung ini menghadirkan ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, komunitas jurnalis, hingga tokoh lintas agama.
Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Sudaryanto, menegaskan pentingnya peran pemuda dan tokoh agama dalam menangkal ancaman radikalisme. Ia mendorong generasi muda untuk memanfaatkan ruang digital secara positif.
“Kami mendorong kreativitas positif. Gunakan tulisan dan konten digital untuk mempromosikan toleransi. Pererat persaudaraan antar umat beragama, suku, dan budaya demi Indonesia yang harmonis,” ujar Sudaryanto.
Ia juga mengajak peserta menjadikan media digital sebagai arena perjuangan melawan narasi kebencian dan ekstremisme.
Ketua FKPT Jawa Barat, Rr Desy Priatni, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai upaya menata kembali “tenun kebangsaan” dengan melibatkan berbagai organisasi kunci, termasuk Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, FKUB, dan FKDM.
“Ini langkah strategis untuk memperluas literasi kebangsaan. Generasi muda adalah garda terdepan menjaga keutuhan bangsa,” tegasnya.
Desy menambahkan, ada satu nilai fundamental dalam pencegahan terorisme yang sering luput diperhatikan: welas asih.
“Pencegahan terorisme harus bertumpu pada kasih sayang. Ini bukan hanya soal hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga bagaimana kita memperlakukan sesama serta menjaga lingkungan,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa, turut mendorong peserta untuk menjadi “pahlawan masa kini.”
“Menjadi pahlawan hari ini bukan berarti turun ke medan perang, tetapi menjaga perdamaian lewat tindakan nyata: merawat persatuan, menolak kekerasan, dan melindungi sesama,” katanya.
Adi berharap kegiatan ini dapat melahirkan “Generasi Bandung” yang berpegang pada nilai agama, kuat dalam literasi digital, dan berani menjaga persatuan bangsa.
Sementara itu, Ketua Bidang Media FKPT Jawa Barat sekaligus Komisaris PT Pikiran Rakyat Bandung, Januar P. Ruswita (Yepi), menyoroti peran vital generasi muda sebagai titik pusat perubahan. Menurutnya, literasi kebangsaan adalah benteng sekaligus senjata dalam menghadapi derasnya informasi.
“Peran generasi muda itu sangat sentral. Namun tanpa amunisi yang tepat, mereka bisa salah arah,” ujarnya.
Yepi menyebut literasi kebangsaan sebagai “kompas moral” dan “filter” di tengah gelombang disinformasi dan narasi kebencian. “Tanpa literasi yang kuat, nalar mereka mudah terombang-ambing di tengah badai disinformasi,” pungkasnya.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!