Probolinggo — Puluhan ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Probolinggo menerima pembekalan mengenai bahaya radikalisme dan terorisme dari Satgas Densus 88 Antiteror. Edukasi ini menjadi bagian dari kegiatan Fasilitasi Pendidikan Politik dan Sosialisasi Pencegahan Radikalisme yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) setempat.
Sebanyak 75 anggota DWP mengikuti kegiatan ini sebagai langkah memperkuat ketahanan ideologi keluarga. Di tengah derasnya informasi digital, penyusupan paham radikal dinilai semakin mudah terjadi sehingga literasi politik dan ideologi menjadi kebutuhan mendesak.
Sekretaris Bakesbangpol Kota Probolinggo, Andre Nirwana Kusuma, menjelaskan bahwa program tersebut dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang demokrasi berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
“Pengetahuan yang benar adalah fondasi agar masyarakat mampu berperan aktif menjaga kehidupan bernegara,” ujarnya, Senin (17/11/2025).
Wakil Wali Kota Probolinggo, Ina Dwi Lestari, menekankan pentingnya peran perempuan—khususnya para ibu—dalam upaya pencegahan radikalisme. Ia menyebut ibu sebagai madrasah pertama yang membentuk karakter generasi penerus.
“Dari ibu lahir anak-anak yang berprestasi. Tetapi dengan derasnya perkembangan teknologi, pengawasan langsung menjadi semakin menantang,” ujarnya.
Menurut Ina, banjir informasi dan keterhubungan digital membuka peluang besar bagi masuknya pemahaman ekstrem ke dalam rumah. Karena itu, keluarga harus menjadi benteng pertama dalam menangkal ideologi radikal.
“Radikalisme bukan sekadar istilah. Dampaknya dapat merusak pembangunan dan mengganggu ketertiban masyarakat. Karena itu pemahaman harus dibangun sejak dari keluarga,” tegasnya.
Ia juga menyinggung pentingnya etika politik dalam memperkuat kualitas demokrasi. Nilai-nilai politik yang santun dan dewasa perlu terus dijaga agar bangsa tidak kehilangan arah.
“Jangan sampai keluarga kita terpapar. Keluarga adalah benteng paling dini,” pesannya.
Dalam kegiatan tersebut, Kompol Dani Teguh Wibowo, Kasatgas Densus 88 Wilayah Jawa Timur, menjadi narasumber utama. Ia memaparkan tren ancaman terorisme terbaru, termasuk pola penyebaran yang kini lebih halus, masif, dan memanfaatkan kerentanan sosial serta ruang digital.
Ketua TP PKK Kota Probolinggo, dr. Evariani, turut memberikan materi mengenai strategi pencegahan radikalisme di lingkup keluarga dan masyarakat, khususnya bagi istri ASN yang dinilai memiliki peran strategis dalam edukasi domestik. Melalui pembekalan ini, para ibu DWP diharapkan menjadi agen edukasi yang mampu meneruskan pemahaman yang benar sekaligus menjaga keluarganya dari penyebaran ideologi berbahaya yang dapat mengancam ketahanan bangsa.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!