Pandeglang – Kepala SMAN 4 Pandeglang, Dra. Dewi Asiah, M.Pd., menegaskan bahwa sekolahnya akan memperkuat disiplin dan pengawasan terhadap aktivitas siswa menyusul insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta. Salah satu langkah yang segera diterapkan adalah pembacaan Deklarasi Damai dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam setiap upacara bendera.
Dewi menilai deklarasi tersebut menjadi pengingat penting bagi siswa untuk menghindari intoleransi, kekerasan, maupun tindakan perundungan.
“Deklarasi Damai ini langkah yang sangat baik. Kami akan bacakan secara rutin agar nilai-nilainya tertanam dalam pikiran siswa,” ujar Dewi saat ditemui di SMAN 4 Pandeglang usai Upacara bendera dan pembacaan Deklarasi Damai BNPT, Senin (17/11/2025).
Ia menekankan bahwa deklarasi tersebut tidak boleh berhenti pada seremonial semata.
“Harapan kami, siswa benar-benar memahami maknanya dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya diucapkan, tapi dihayati,” tambahnya.
Dewi menjelaskan bahwa SMAN 4 Pandeglang memiliki aturan tegas terkait pencegahan kekerasan dan perundungan. Setiap pelanggaran akan ditindak dengan Surat Peringatan berjenjang, mulai dari SP-1, SP-2, hingga SP-3.
“SP-1 dan SP-2 disertai pemanggilan orang tua. Kalau sudah masuk SP-3, konsekuensinya adalah pemindahan atau dikeluarkan dari sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya,” ungkap Dewi.
Ia mengakui bahwa kasus perundungan pernah terjadi di sekolahnya, namun masih berada pada tahap yang dapat ditangani internal melalui SP-2. Penanganan kasus tersebut juga melibatkan Koramil dan Polres untuk memastikan proses berjalan tuntas tanpa perlu naik ke SP-3.
Menanggapi insiden di Jakarta, Dewi menyoroti pentingnya kehadiran guru di setiap jam pelajaran. Ia menyebutkan bahwa momen ketika guru tidak hadir di kelas sering menjadi celah bagi siswa untuk menggunakan gawai secara bebas.
“Tanpa pengawasan, siswa bisa mengakses konten yang tidak berkaitan dengan pembelajaran. Itu yang kami khawatirkan,” ujar Dewi.
Karena itu, ia meminta seluruh guru untuk disiplin masuk ke kelas sesuai jadwal dan memastikan penggunaan gawai hanya dilakukan jika ada instruksi serta pengawasan langsung. “Kami ingin mencegah sejak dini. Pengawasan ketat harus berjalan agar kejadian serupa di tempat lain tidak terjadi di sekolah kami,” tegasnya.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!