Purwokerto – Pendekatan humanis dalam dunia pendidikan merupakan kunci penting untuk mencegah masuknya paham radikal ke kalangan pelajar. Hal tersebut pakar pendidikan Universitas Islam Negeri Prof. KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Prof. H. Fauzi, di Kabupaten Banyumas, Kamis (13/11/2025).
Prof. Fauzi menilai bahwa meski isu radikalisme sempat mereda, peristiwa ledakan di sebuah SMA di Jakarta beberapa waktu lalu menjadi pengingat bahwa ancaman tersebut belum hilang. Ia menambahkan, tindakan kekerasan dan perundungan yang masih sering terjadi di lingkungan pendidikan dapat menjadi pemicu lahirnya pemikiran radikal pada remaja.
Menurutnya, pendidikan harus menjadi ruang yang memupuk empati, toleransi, dan penghargaan terhadap sesama. Lingkungan belajar yang ramah anak dan berbasis kasih sayang dinilai jauh lebih efektif daripada pendekatan yang terlalu menekankan hukuman.
“Jika siswa terus menghadapi tekanan sosial maupun akademik tanpa dukungan yang cukup, mereka bisa kehilangan ketahanan diri dan lebih mudah terpengaruh ideologi berbahaya,” ujarnya.
Karena itu, ia mendorong penguatan resiliensi siswa sebagai bagian dari strategi pencegahan radikalisme.
Ia menawarkan sejumlah langkah, mulai dari mengubah paradigma pendidikan menuju pendekatan yang lebih humanis, memperkuat kurikulum yang mengembangkan kemampuan resiliensi, hingga membangun lingkungan sekolah yang berfungsi sebagai jaring pengaman bagi anak.
Prof. Fauzi juga menyoroti pengaruh besar teknologi informasi dalam kehidupan pelajar. Literasi digital, menurutnya, sangat penting agar siswa memahami risiko dunia digital dan tidak terjerumus dalam penggunaan yang salah, termasuk potensi paparan konten radikal. Di akhir pernyataan, ia mengapresiasi langkah cepat Kepolisian dalam mengungkap kasus radikalisme di SMA tersebut, sekaligus berharap bahwa pelaku tidak memiliki keterhubungan dengan jaringan radikal profesional.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!