BNPT dan Hedayah Bongkar Modus Baru Rekrutmen Teroris di Ruang Digital

BNPT dan Hedayah Bongkar Modus Baru Rekrutmen Teroris di Ruang Digital

Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menegaskan bahwa ancaman perekrutan jaringan terorisme kini semakin merambah dunia permainan daring. Sejumlah temuan menunjukkan kelompok ekstremis memanfaatkan game online untuk mendekati dan merekrut anak muda.

Hal itu disampaikan Kepala BNPT RI Komjen Pol (purn) Eddy Hartono saat menerima kunjungan kehormatan organisasi internasional Hedayah di Jakarta, Rabu (12/11).

“Kami mencatat adanya pola di mana beberapa jaringan terorisme di Indonesia merekrut anak-anak muda lewat media sosial, termasuk melalui game online, dan temuan ini sudah kami tindaklanjuti,” ujarnya, Jumat (14/11).

Menurut Eddy, pola radikalisasi digital berkembang semakin masif seiring makin luasnya penggunaan platform daring di kalangan remaja. Untuk merespons hal tersebut, BNPT terus memperkuat program Duta Damai, sebuah gerakan yang melibatkan generasi muda untuk menghadirkan konten positif dan narasi perdamaian di ruang digital.

Senada dengan Eddy, Chairman of the International Steering Board of Hedayah, Ali Rashid Alnuaimi, menilai metode rekrutmen kelompok ekstrem berubah seiring perkembangan teknologi.

“Masalah terorisme adalah ancaman global. Jika dulu mereka merekrut dengan komunikasi langsung atau lewat media sosial, sekarang kelompok teroris juga melakukan perekrutan melalui game online,” kata Ali.

Ia menjelaskan, anak-anak menjadi kelompok paling rentan karena tidak menyadari bahwa ancaman tersebut dibungkus dalam bentuk hiburan. “Mereka hanya merasa sedang bermain, padahal ada agenda yang disisipkan oleh kelompok penganut ideologi kekerasan,” ucapnya. Karena itu, Ali menegaskan pentingnya peran BNPT sebagai garda terdepan keamanan nasional. “Tidak akan ada pariwisata, tidak ada pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada rasa aman apabila ancaman terorisme dibiarkan,” katanya.