Surabaya — Upaya menangkal penyebaran paham radikalisme terus diperkuat Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) melalui berbagai pendekatan edukatif, terutama di ruang digital. Salah satunya dilakukan oleh Bidang Hubungan Masyarakat (Bidhumas) Polda Jatim, yang menggelar dialog interaktif bersama awak media dan pegiat media sosial di Balai Wartawan Bidhumas Polda Jatim, Rabu (29/10).
Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi kepolisian untuk membangun kesadaran publik terhadap bahaya penyusupan ideologi radikal yang kerap memanfaatkan kecanggihan teknologi dan media sosial sebagai sarana penyebaran.
Dalam arahannya, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap penyebaran paham radikal di dunia maya.
“Banyak celah yang bisa dimasuki paham radikalisme di era teknologi digital. Media sosial adalah pintu yang paling mudah dijadikan tempat menyusupi pemahaman-pemahaman radikal,” ujar Kombes Pol Abast.
Ia menekankan bahwa penggunaan media sosial secara bijak menjadi langkah utama dalam membentengi diri dan lingkungan dari paparan ideologi yang menyesatkan.
“Bijak bermedsos adalah kunci bagi masyarakat untuk memerangi radikalisme. Jangan mudah menyebarkan informasi tanpa klarifikasi, dan jadilah pengguna media yang cerdas,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kombes Abast menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama lintas sektor dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan sehat. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak pada sikap egosentris maupun sektoral yang justru dapat melemahkan persatuan.
“Egosentris harus dilemahkan agar komunikasi positif antarwarga bisa terbangun. Jangan sampai ego sektoral berkembang karena itu sering menjadi penyebab gagalnya relasi sosial,” tegasnya.
Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk mengembangkan empati digital, yaitu kemampuan memahami dan menghormati perbedaan pandangan di ruang siber. Menurutnya, hal ini menjadi kunci penting dalam mencegah generasi muda, terutama generasi Z, dari pengaruh paham radikalisme yang bersifat destruktif.
Kegiatan dialog yang berlangsung hangat tersebut menegaskan pentingnya sinergi antara kepolisian, media, dan masyarakat dalam membangun ruang digital yang beradab, aman, dan berempati.
Bidhumas Polda Jatim berkomitmen untuk terus memperluas literasi digital dan memperkuat kolaborasi dengan para pegiat media sosial, sebagai bagian dari upaya membentengi bangsa dari ancaman ideologi ekstrem yang dapat merusak persatuan dan kesatuan.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!