Manchester – Suasana khidmat peringatan Yom Kippur di sebuah sinagoge di Crumpsall, dekat Manchester, Inggris, berubah mencekam setelah seorang pria menabrakkan mobilnya ke pejalan kaki dan menikam seorang petugas keamanan, Jumat (3/10/2025). Insiden yang menewaskan dua orang dan melukai tiga lainnya itu dinyatakan sebagai serangan teroris oleh kepolisian setempat.
Menurut keterangan Laurence Taylor, perwira kontra-terorisme Inggris, polisi sudah mengidentifikasi pelaku, meski namanya belum dipublikasikan. Pelaku sempat diyakini membawa bom sebelum akhirnya ditembak oleh polisi yang bergegas ke lokasi. Unit penjinak bom dipanggil karena ditemukannya barang-barang mencurigakan di sekitar tubuh pelaku.
Video yang diverifikasi Reuters memperlihatkan polisi melepaskan tembakan ke arah pelaku di dalam area sinagoge, sementara seorang pria tampak tergeletak bersimbah darah dengan mengenakan penutup kepala tradisional Yahudi.
“Dia punya bom, pergi!” teriak seorang polisi bersenjata mengusir warga yang panik menyaksikan dari dekat.
Polisi mengevakuasi ratusan jemaat yang sedang beribadah. Sejumlah lansia tampak digiring keluar, sebagian menangis, sebagian lain masih terkejut, dengan pakaian doa putih dan kopiah khas Yahudi. Kepolisian Greater Manchester menegaskan aksi cepat itu mencegah pelaku masuk lebih jauh ke dalam sinagoge.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer langsung membatalkan agendanya di Kopenhagen untuk memimpin rapat darurat. “Fakta bahwa ini terjadi pada Yom Kippur, hari paling suci dalam kalender Yahudi, membuatnya semakin mengerikan,” katanya.
Raja Charles juga menyampaikan keterkejutannya, menekankan betapa peristiwa ini melukai komunitas Yahudi di hari yang begitu sakral.
Pemerintah Inggris segera menambah pengamanan di seluruh sinagoge di negeri itu. “Kami akan melakukan segalanya untuk menjaga keamanan komunitas Yahudi kami,” tegas Starmer.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas antisemitisme di Inggris. Menurut Community Security Trust, tahun 2024 tercatat sebagai tahun terburuk kedua dalam sejarah modern dengan lebih dari 3.500 insiden antisemitisme. Lonjakan kebencian terhadap komunitas Yahudi kerap dipicu oleh eskalasi konflik Israel–Palestina, terutama pascaserangan Hamas ke Israel pada Oktober 2023.
Serangan ini juga mengingatkan publik pada sejumlah aksi teror sebelumnya di Inggris, termasuk bom bunuh diri 2005 di jaringan transportasi London dan serangan di konser Ariana Grande di Manchester tahun 2017. Polisi Inggris pun menegaskan kewaspadaan tidak hanya terhadap ekstremisme berbasis agama, tetapi juga ancaman dari kelompok sayap kanan radikal.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!