Moderasi Beragama Jadi Jalan Menjaga Persatuan Bangsa di Papua Barat Daya

Sorong – Wakil Gubernur Papua Barat Daya, Ahmad Nausrau, menegaskan bahwa moderasi beragama merupakan kunci terciptanya toleransi, kerukunan, dan harmoni sosial di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Pernyataan itu ia sampaikan dalam Rapat Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se-Provinsi Papua Barat, yang dirangkai dengan silaturahmi FKUB Papua Barat Daya dan Papua Barat, di Kota Sorong, Kamis (18/9/2025).

Menurut Ahmad, moderasi beragama dapat diukur melalui empat indikator utama: toleransi, anti-kekerasan, komitmen kebangsaan, serta sikap akomodatif terhadap budaya lokal.

“Kebhinekaan, termasuk keberagaman agama, adalah anugerah Tuhan yang harus kita jaga bersama,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa kerukunan antarumat beragama tidak lahir begitu saja, melainkan hasil kesadaran kolektif untuk menolak perpecahan dan mengikis egoisme golongan. “Kerukunan adalah buah dari saling menghormati dan menutup ruang bagi tumbuhnya benih kebencian maupun permusuhan,” ujarnya.

Wagub juga menyampaikan apresiasi kepada para penggerak dan aktivis kerukunan, khususnya FKUB, yang konsisten merawat toleransi hingga ke tingkat akar rumput. Ia menilai peran FKUB sangat strategis dalam mencegah konflik dan menangkal radikalisme beragama dengan menyuarakan narasi perdamaian, bukan pertentangan.

Ahmad berharap tokoh agama terus berperan sebagai jembatan strategis bagi umat, baik dalam pencegahan, pemberian pemahaman, maupun mediasi ketika terjadi perbedaan.

“Saya berharap pertemuan ini melahirkan gagasan penting untuk meneguhkan nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama. Mari kita rawat persatuan bangsa ini dengan semangat kerukunan,” tutupnya.