Gubernur Kalbar: Pelajar dan Mahasiswa Pionir Perdamaian di Era Digital

Pontianak – Di tengah derasnya arus informasi digital, generasi muda dituntut tidak hanya cerdas, tetapi juga tangguh menjaga persatuan bangsa. Hal itu disampaikan Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, saat membuka kegiatan Suara Damai Nusantara (SUDARA) yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat di Pendopo Gubernur, Rabu (24/9/2025).

Kegiatan yang melibatkan pelajar SMP, SMA sederajat, hingga mahasiswa ini merupakan inisiatif Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai upaya mencegah radikalisme dan terorisme melalui media seni dan budaya.

Dalam pidatonya, Gubernur Norsan menegaskan bahwa kearifan lokal dan budaya Nusantara adalah modal penting untuk menyebarkan pesan perdamaian.

“Kita hidup dalam perbedaan suku, budaya, bahasa, dan agama. Itu adalah kekuatan, sekaligus tantangan. Di era digital, arus informasi sangat deras, termasuk narasi radikal dan ekstrem. Generasi muda harus kritis dan bijak dalam bermedia sosial agar tidak terpengaruh,” ujarnya.

Menurutnya, paham radikalisme adalah ancaman nyata yang bisa menggerus persatuan bangsa. Karena itu, pelajar dan mahasiswa harus tampil sebagai agen perubahan sekaligus pionir perdamaian.

“Caranya sederhana: aktif dalam kegiatan positif, berorganisasi, berolahraga, berkesenian, dan berkarya. Dengan begitu, tidak ada ruang bagi ide-ide radikal untuk tumbuh,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menilai SUDARA sebagai langkah strategis dalam memanfaatkan seni, musik, sastra, dan budaya sebagai media kontra-propaganda.

“Narasi kebencian harus dilawan dengan narasi perdamaian. Pesan perpecahan harus kita balas dengan karya yang menyatukan,” jelas Gubernur.

Selain sebagai wadah pencegahan, SUDARA juga dipandang sebagai ruang pelestarian budaya lokal yang mencerminkan identitas bangsa dalam keberagaman. 

“Budaya yang kita rawat akan membuat Indonesia semakin kuat dan kokoh sebagai satu bangsa,” tambahnya.

Menutup sambutannya, Gubernur Ria Norsan mengajak seluruh peserta meneguhkan komitmen bersama.

“Mari kita jaga Kalimantan Barat, mari kita jaga Indonesia dari pengaruh radikalisme dan terorisme,” pungkasnya.