Bengkulu – Radikalisme dan terorisme masih menjadi ancaman nyata bagi keutuhan dan perdamaian bangsa. Karena itu harus ada strategi kolaboratif dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.
Untuk memperkuat kewaspadaan masyarakat sekaligus mencegah potensi konflik, Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menggelar Rembuk Merah Putih bertema “Menjaga Kewaspadaan Nasional, Cegah Radikalisme dan Terorisme Demi Keutuhan NKRI” pada Selasa (23/9).
Forum ini dirancang sebagai ruang dialog untuk memetakan ancaman, mengkaji risiko, sekaligus menyusun strategi kolaboratif dalam pencegahan maupun penanganan konflik. Kewaspadaan nasional ditekankan bukan sekadar konsep, melainkan sikap yang lahir dari kepedulian, tanggung jawab, serta partisipasi aktif warga negara dalam menjaga keberlangsungan bangsa dari beragam potensi ancaman.
Acara dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Bengkulu, Khairil Anwar, dan diikuti berbagai unsur, mulai dari instansi pemerintah, tokoh agama, akademisi, organisasi masyarakat, pemuda, hingga insan pers.
Khairil mengingatkan, kemudahan akses internet saat ini menjadi ruang terbuka bagi arus informasi yang beragam, baik yang membangun maupun yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan. Karena itu, katanya, strategi pencegahan harus dilakukan secara bersama-sama.
Sejumlah narasumber hadir memberikan pandangan, di antaranya Kabinda Bengkulu Reki Alfian, Kepala Satgaswil Bengkulu Densus 88 Antiteror Kombes Pol I Wayan Bayuna, Kasubdit Kamneg Dit Intelkam Polda Bengkulu Kompol Andri Anwar, serta Kasi 1 Bidang Intelijen Kejati Bengkulu Oki Permana.
Kabinda Reki Alfian menekankan, radikalisme dan terorisme hanya dapat diatasi jika seluruh lapisan masyarakat teguh menjunjung ideologi Pancasila. Ia menilai masyarakat Bengkulu memiliki modal sosial yang kuat dengan karakter ramah dan nilai kekeluargaan yang selaras dengan semangat musyawarah dan gotong royong.
“Nilai-nilai Pancasila harus terus dihidupkan, baik di ruang sosial maupun di ruang digital. Dengan adab dan etika, kita bisa mencegah berkembangnya paham yang merusak persatuan,” ujarnya.
Rembuk Merah Putih juga dihadiri Ketua FKUB Bengkulu Prof. Dr. Rohimin, M.Ag., Dekan Fakultas Hukum Universitas Bengkulu Prof. Dr. Herlambang, S.H., M.H., serta Dekan FISIP Universitas Bengkulu Dr. Sugeng Suharto, M.M., M.Si.. Acara ini menjadi momentum memperkuat persatuan, meneguhkan kewaspadaan nasional, sekaligus menjaga keutuhan NKRI di tengah tantangan zaman.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!