Ambon – Suasana khidmat menyelimuti Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Kamis (11/9). Dengan tema “Momentum Silaturahmi untuk Umat yang Bersatu”, perayaan ini mempertemukan jajaran Lapas, Warga Binaan, dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Seram Utara, menjadikan Maulid sebagai ruang kebersamaan dan persatuan.
Rangkaian acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan selawat Nabi, lalu tausiyah dari Ustaz Muhammad Jen Tepinalan. Dalam pesannya, ia mengingatkan pentingnya memperbanyak selawat dan meneladani akhlak Rasulullah SAW yang menebarkan kebaikan, mempererat silaturahmi, dan menjadikan persaudaraan sebagai landasan hidup.
“Peringatan Maulid bukan sekadar ritual, tetapi ajang memperkuat ukhuwah dan meneguhkan nilai kemanusiaan yang diwariskan Nabi. Akhlak mulia beliau harus tercermin dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujar mantan Kepala Kementerian Agama Kabupaten Seram Bagian Timur tersebut.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, dalam sambutannya menegaskan bahwa ajaran Nabi bersifat universal. “Beliau mengajarkan persaudaraan, penghormatan, dan kebersamaan. Di tengah perbedaan latar belakang, kita justru menemukan kekuatan untuk saling menghargai dan memperbaiki diri,” ujarnya.
Apresiasi juga disampaikan kepada Majelis Taklim At-Taubah yang baru saja resmi terdaftar di Kementerian Agama. Ketua majelis, La Joi, mengungkapkan rasa syukur karena acara berlangsung lancar berkat dukungan semua pihak.
“Meski berbeda asal dan latar, di sini kita satu keluarga besar. Semoga kebersamaan ini terus hidup dalam keseharian para Warga Binaan,” katanya.
Kemeriahan peringatan semakin terasa saat doa bersama dan hiburan Islami digelar. Menariknya, vocal grup Warga Binaan Kristiani turut menyumbangkan penampilan, menghadirkan kehangatan toleransi dan mempererat persaudaraan di balik tembok Lapas.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, di tempat terpisah mengapresiasi langkah ini. Menurutnya, Maulid di Lapas Wahai selaras dengan semangat Astacita Presiden RI, yakni memperkuat harmoni antarumat beragama.
“Lapas telah menjadi ruang kebersamaan yang menumbuhkan toleransi, ukhuwah, dan nilai persaudaraan sejati. Inilah fondasi penting menuju masyarakat yang damai dan berkeadilan,” tuturnya. (
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!