Jakarta — Di tengah gelombang demonstrasi dan kericuhan yang melanda sejumlah kota, para tokoh lintas agama dan kebangsaan yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) menyampaikan lima poin Pesan Kebangsaan. Seruan ini disampaikan di Rumah Pergerakan Griya Gus Dur, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2025).
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Alissa Qotrunnada Wahid, Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, Romo Franz Magnis-Suseno, Pendeta Gomar Gultom, Romo Agustinus Setyo Wibowo, Lukman Hakim Saifuddin, Erry Riyana Hardjapamekas, Laode Muhammad Syarif, dan Ery Seda.
Shinta Nuriyah menilai bangsa tengah berada pada titik yang memprihatinkan. “Beberapa hari ini rakyat marah pada ketidakadilan, demonstrasi tak kunjung henti, aparat melakukan kekerasan berlebihan, diikuti penjarahan. Kebijakan para pemimpin harus ditujukan untuk kemaslahatan rakyat,” ujarnya.
Pesan kebangsaan dibacakan oleh Alissa Wahid. Lima poin seruan tersebut meliputi:
- Menempatkan kemanusiaan dan keberpihakan kepada rakyat sebagai dasar setiap kebijakan, serta menghentikan segala bentuk kekerasan dan represifitas dalam menangani aksi unjuk rasa.
- Mengembalikan kepercayaan publik dengan memimpin jajaran eksekutif, legislatif, yudikatif, dan aparat penegak hukum agar bersikap berdasarkan etika dan asas kepatutan, di antaranya:
– Mengevaluasi kepemimpinan kepolisian agar tidak lagi menimbulkan tindakan eksesif.
– Menjaga stabilitas ekonomi, menegakkan keadilan, dan mengelola APBN secara transparan.
– Menghapus tunjangan serta fasilitas pejabat yang berlebihan.
– Memperkuat program kesejahteraan rakyat, bukan justru membebani dengan pajak baru.
- Menjamin supremasi sipil dalam demokrasi, serta memastikan TNI-Polri tetap profesional sesuai tugas pokoknya.
- Membangun kesadaran publik secara persuasif, menumbuhkan saling jaga antarwarga, tanpa kekerasan, perusakan, atau penjarahan.
- Mengajak seluruh tokoh agama, budayawan, akademisi, dan masyarakat untuk mendoakan serta ikut aktif menjaga keselamatan bangsa.
Menurut GNB, pesan ini merupakan panggilan nurani agar bangsa kembali pada jalan persatuan, keadilan, dan kemanusiaan.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!