Komnas Perempuan: Pemulihan Korban Terorisme Harus Adil dan Berkeadilan Gender

Jakarta – Peringatan Hari Korban Terorisme menjadi momentum untuk menegaskan kembali pentingnya pemulihan bagi para penyintas. Bagi korban, khususnya perempuan, dampak terorisme tidak hanya berupa luka fisik, tetapi juga trauma psikis, kehilangan, stigma sosial, hingga disabilitas permanen.

Komisioner Komnas Perempuan, Dahlia Madanih, menegaskan bahwa banyak perempuan korban terorisme hingga kini belum memperoleh hak-hak dasar mereka secara layak. “Mulai dari layanan kesehatan, pendidikan, hingga jaminan ekonomi, masih banyak korban yang belum mendapatkan perhatian memadai,” ujarnya, Rabu (28/8/2025).

Komnas Perempuan menilai Rancangan Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (RANPE) fase pertama 2020–2024 menjadi modal penting untuk memperkuat kebijakan pemulihan korban. Saat ini, penyusunan RANPE fase kedua 2025–2029 tengah berlangsung dengan sembilan tema prioritas. 

Ketua Komnas Perempuan, Maria Ulfa Anshor, menekankan agar isu-isu krusial seperti kekerasan berbasis gender, perkawinan anak, intoleransi, hingga politisasi identitas juga masuk dalam agenda utama.

Komisioner Komnas Perempuan, Daden Sekendar, menyampaikan empat rekomendasi untuk memperkuat RANPE berikutnya. Pertama, perlunya mekanisme rujukan khusus bagi perempuan korban terorisme. Kedua, penguatan organisasi korban agar mampu bekerja sama dengan pemerintah daerah. 

Ketiga, identifikasi kebutuhan korban yang lebih mendalam, termasuk dukungan medis dan psikologis berkelanjutan. Keempat, mendorong kepemimpinan perempuan dalam menjaga budaya damai dan pencegahan radikalisme.

Komnas Perempuan menegaskan, pemulihan korban terorisme tidak hanya menyangkut layanan medis, tetapi juga penghapusan stigma agar mereka bisa hidup bermartabat. Sinergi antara pemerintah, lembaga negara, dan masyarakat sipil menjadi kunci untuk membangun ruang pemulihan yang inklusif dan berkeadilan gender.

“Memulihkan korban terorisme berarti menjaga kemanusiaan kita bersama, agar bangsa ini terus berdiri di atas nilai keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian,” tutup Dahlia.