Nusakambangan – Upaya deradikalisasi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Besi, Nusakambangan, terus digencarkan. Pada Senin, 28 Juli 2025, para warga binaan kasus terorisme mengikuti kajian keagamaan yang membedah dua kitab klasik Islam, Nashoihul ‘Ibad dan Arbain Nawawi, di Masjid An-Nur Lapas Besi.
Pengajian ini dipandu oleh K.H. Slamet Munir dari Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, dengan pendampingan dari petugas pembinaan Lapas dan tim pemantau dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Melalui pendekatan spiritual ini, para peserta diajak untuk memahami kembali ajaran Islam yang ramah, moderat, dan menjunjung kedamaian. Kitab-kitab yang dikaji merupakan rujukan utama dalam tradisi Ahlussunnah wal Jamaah, yang dikenal menekankan nilai kasih sayang dan keseimbangan.
Kalapas Besi, Teguh Suroso, menilai kegiatan seperti ini penting untuk membantu warga binaan keluar dari jeratan pemahaman ekstrem.
“Ini bukan sekadar pengajian, tapi bagian dari proses pemulihan ideologi. Harapannya, mereka bisa kembali ke masyarakat dengan pemahaman agama yang lebih utuh dan damai,” ujarnya.
Program ini menjadi salah satu pendekatan humanis yang dikembangkan dalam pembinaan napi terorisme, sebagai jembatan menuju reintegrasi sosial yang lebih sehat dan konstruktif.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!