Jakarta — Menyambut tahun 2026, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan komitmennya untuk memperkuat sistem deteksi dini sebagai bagian dari strategi besar pencegahan dan penanggulangan aksi terorisme. Hal ini ditegaskan langsung oleh Kepala BNPT, Komjen Pol. Eddy Hartono, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XIII DPR RI di Jakarta, Rabu (9/7/2025).
“Kami akan fokus memperkuat sistem deteksi dini,” ujar Komjen Eddy saat dikonfirmasi, menandai arah kebijakan BNPT tahun mendatang yang lebih proaktif dan kolaboratif.
Menurutnya, sistem deteksi dini ini akan dibangun dengan mengedepankan sinergi antara kementerian, lembaga negara, serta peran aktif masyarakat. Pendekatan ini dijabarkan ke dalam empat Kegiatan Prioritas (KP) utama yang akan dijalankan BNPT sepanjang 2026:
Dirinya menjelaskan bahwa berbagai langkah penguatan deteksi dini yang dimaksud tertuang dalam empat Kegiatan Prioritas (KP), yaitu koordinasi sinergi antar-instrumen pertahanan dan keamanan dalam pencegahan dan penanggulangan aksi terorisme, penguatan kontra-radikalisasi, penguatan deradikalisasi terorisme, serta penguatan Pusat Analisis dan Pengendalian Krisis (Pusdalsis).
“Pembangunan tidak bisa berlangsung dalam situasi tidak aman. BNPT hadir untuk memastikan bahwa ruang publik kita bersih dari ancaman teror, dan masyarakat bisa merasa aman untuk beraktivitas,” jelasnya.
Apresiasi DPR dan Harapan Kolaboratif
Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Sugiat Santoso, menyambut positif strategi BNPT ke depan. Ia secara khusus mendorong peningkatan kualitas program deradikalisasi—terutama di tingkat pemikiran dan ideologi—agar dapat menjangkau akar masalah dengan lebih efektif.
“Kami apresiasi kinerja BNPT, namun deradikalisasi pemikiran perlu ditingkatkan. Kolaborasi dengan masyarakat sipil menjadi kunci,” ujarnya.
Senada, anggota Komisi XIII DPR Prana Putra Sohe menilai kepemimpinan Komjen Eddy Hartono berhasil menjaga stabilitas nasional sejauh ini. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kesinambungan program strategis untuk mendukung agenda nasional yang lebih luas.
“Pak Eddy dan jajarannya patut diapresiasi. Selama beliau memimpin, tidak ada gangguan signifikan. Ini artinya strategi pencegahan bekerja dengan baik, dan harus terus dijaga,” tutur Prana.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!