Gen Z Melawan Hoaks: Pemuda Kabupaten Bandung Gaungkan Literasi Digital dan Toleransi Beragama

Bandung – Dalam upaya meredam potensi konflik berbasis agama dan menyebarkan semangat toleransi di era digital, komunitas Pemuda Sapu Bersih Hoaks (PSBH) menggelar sebuah kegiatan bertajuk “Berantas Hoaks di Era Digital dalam Toleransi Beragama di Kalangan Gen Zilenial” pada Sabtu (5/7/2025). Acara yang berlangsung di Kanz Coffee and Eatery, Baleendah, Kabupaten Bandung ini sukses menyedot antusiasme ratusan pelajar, mahasiswa, dan aktivis pemuda Islam dari berbagai organisasi.

Kegiatan ini bukan sekadar diskusi, tetapi menjadi ruang refleksi dan pembelajaran kritis bagi generasi muda dalam menghadapi derasnya arus informasi yang kerap mengandung hoaks, terutama yang menyentuh isu sensitif seperti perbedaan keyakinan dan aliran dalam Islam.

Elang Nurmansyah, Plt. Sekretaris Bakesbangpol Kabupaten Bandung, secara resmi membuka acara tersebut. Hadir sebagai pemateri utama antara lain Aam Muammar (Ketua Bidang Organisasi MUI Kabupaten Bandung), Jujun Kurnia (Dai Kamtibmas Polresta Bandung), dan Asep Rochdam Hermawan (praktisi kewaspadaan dini masyarakat).

Dalam pemaparannya, Jujun Kurnia menekankan bahwa perbedaan antar-aliran dalam Islam seharusnya tidak menjadi alasan konflik, melainkan dipahami sebagai bagian dari dinamika sejarah yang harus disikapi secara dewasa.

“Perbedaan bukanlah alasan untuk permusuhan. Sebagian besar muncul karena faktor sejarah dan politik, bukan karena pertentangan prinsip ajaran Islam,” ujarnya menegaskan.

Para narasumber lainnya turut mengulas bagaimana hoaks bisa menyulut kebencian dan memecah belah umat. Mereka menekankan perlunya literasi digital di kalangan Gen Z dan milenial untuk menyaring informasi dan menjadi agen perdamaian di ruang-ruang virtual.

Ketua PSBH, Raka Pratama, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen pemuda Bandung dalam membangun ruang aman bagi dialog antarumat.

“Kami ingin menjadikan forum seperti ini sebagai tempat belajar bersama, memahami perbedaan, dan menciptakan jejaring damai untuk mencegah potensi konflik di masyarakat,” ucapnya.

Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, memperlihatkan tingginya semangat peserta untuk turut ambil bagian dalam upaya menciptakan harmoni sosial berbasis kesadaran literasi dan toleransi.