Kedamaian dan Kerukunan Fondasi Kebahagiaan Beragama dan Keutuhan Bangsa

Palu – Di tengah meningkatnya tensi global akibat konflik bernuansa keagamaan, seruan akan pentingnya kedamaian dan kerukunan kembali digaungkan dari Timur Indonesia. Pakar filsafat sekaligus Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Lukman Thahir, menegaskan bahwa kedamaian dan kerukunan bukan sekadar nilai moral, melainkan kebutuhan mendasar umat beragama untuk mencapai kebahagiaan sejati dan memperkuat keutuhan bangsa.

“Kerukunan dan kedamaian bukan hanya kebutuhan umat beragama, tapi juga kebutuhan daerah, bangsa, dan negara,” ujar Prof. Lukman dalam keterangannya di Palu, Minggu (6/7), merespons isu global terkait ancaman terhadap harmoni antarumat beragama.

Pernyataan Prof. Lukman selaras dengan pandangan Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama, M. Adib Abdushomad, yang sebelumnya menekankan pentingnya menjaga harmoni keagamaan di tengah eskalasi konflik global yang sering kali berbasis identitas keagamaan.

Sebagai respons terhadap dinamika global tersebut, Kementerian Agama bersama Kemenko Polhukam dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sepakat memperkuat program moderasi beragama. Langkah ini dinilai penting untuk memperkuat kualitas kerukunan umat dan memperkuat perdamaian di tengah masyarakat.

UIN Datokarama, di bawah kepemimpinan Prof. Lukman, turut aktif dalam upaya ini. Kampus tersebut terus menggencarkan edukasi dan literasi seputar moderasi beragama, baik di lingkungan akademik maupun dalam kegiatan pengabdian masyarakat.

“Kami menyadari bahwa kerukunan dan kedamaian harus dipelihara dan ditingkatkan secara terus-menerus. Ini merupakan elemen penting dalam menjaga persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” imbuhnya.

Prof. Lukman juga menekankan bahwa harmoni tidak tercipta secara instan atau alamiah. Diperlukan upaya bersama, kesadaran kolektif, serta keterlibatan aktif seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan dan menjaga suasana damai dan rukun.

“Kesadaran global sangat dibutuhkan. Kedamaian dan kerukunan adalah kunci kebahagiaan dalam menjalankan ajaran agama serta menjadi fondasi penting dalam proses pembangunan nasional,” tandasnya.

Ia mengapresiasi sinergi yang dibangun antara Kementerian Agama, Kemenko Polhukam, dan PBNU, yang dinilai sebagai langkah strategis dalam menguatkan harmoni nasional.

“Kerja sama lintas sektor harus terus diperluas. Literasi tentang toleransi dan kesadaran beragama yang damai perlu digencarkan secara kolektif,” tutup Prof. Lukman.