FKUB Sanggau Aktif Jaga Kerukunan Umat Beragama hingga Pelosok Desa

Entikong – Menjaga keharmonisan antar umat beragama menjadi salah satu pilar penting dalam memperkuat kohesi sosial di tengah masyarakat Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sanggau terus menggiatkan berbagai upaya untuk menjaga kerukunan di tengah perbedaan keyakinan yang ada.

Fatkhur Rohman, pengurus FKUB Kabupaten Sanggau, menyampaikan bahwa secara umum hubungan antar umat beragama di wilayahnya masih dalam kategori aman dan harmonis. Namun, ia tidak menampik masih adanya potensi gesekan yang perlu diantisipasi sejak dini.

“Konflik tidak selalu muncul karena perbedaan keyakinan. Informasi yang menyesatkan, provokatif, bahkan kesenjangan sosial dan ekonomi kerap kali menjadi pemicu utama, dan celakanya agama kadang dijadikan tameng untuk membenarkan konflik,” ujar Fatkhur seperti dikutip dari
RRI.co.id., akhir pekan kemarin.

Salah satu tantangan yang dihadapi FKUB adalah masih adanya kelompok-kelompok eksklusif yang enggan membuka ruang dialog lintas agama. Sikap tertutup semacam ini, menurutnya, bisa melahirkan
prasangka dan klaim kebenaran sepihak yang merusak iklim toleransi.

Sebagai upaya konkret, FKUB Sanggau secara aktif melakukan pendekatan langsung ke masyarakat, termasuk menyambangi kelompok-kelompok tersebut di tingkat kecamatan dan desa. Melalui dialog yang mengaitkan realitas sosial dengan nilai-nilai kitab suci, FKUB mencoba menanamkan pemahaman bahwa perbedaan adalah bagian dari harmoni yang memperkaya kehidupan bersama.

“Pendekatan ini kami lakukan dengan melibatkan bahasa keyakinan yang mereka pahami, sehingga lebih mudah diterima dan membentuk sikap saling menghargai di tengah keberagaman,” lanjutnya.

Selain itu, FKUB Sanggau juga menempatkan perwakilannya hingga ke level desa untuk memperkuat akar kerukunan di masyarakat. Berbagai kegiatan lintas agama secara rutin digelar di rumah ibadah, forum pemuda, hingga lembaga pendidikan, guna memperluas ruang dialog dan kebersamaan.

Fatkhur juga menekankan pentingnya keterlibatan tokoh masyarakat, pemuda, dan organisasi lintas iman seperti OMK (Orang Muda Katolik), GP Ansor, hingga Muhammadiyah. Mereka diharapkan dapat menjadi “duta kerukunan” yang membawa semangat moderasi beragama dalam keseharian masyarakat