Dari Balik Jeruji ke Panggung Dunia: Karya Warga Binaan Teroris Lapas Sentul Tampil di Indo Defence 2025

Jakarta — Sebuah pemandangan tak biasa tersaji di salah satu stan Indo
Defence 2025 Expo Forum yang digelar di Jakarta International Expo,
Kemayoran, Rabu (11/6). Di tengah deretan teknologi militer dan
inovasi pertahanan canggih dari 42 negara, tampak karya seni rupa,
kerajinan tangan, hingga barang fungsional hasil daur ulang menarik
perhatian para pengunjung—dan yang lebih mengejutkan, semua karya itu
berasal dari para Warga Binaan kasus terorisme di Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas IIA Sentul, Bogor.

Keikutsertaan mereka dalam forum berskala internasional ini menandai
sebuah pencapaian penting dalam proses pembinaan narapidana teroris.
Kepala Lapas Khusus Sentul, Ibnu Faizal, menyampaikan bahwa
partisipasi ini merupakan bukti nyata bahwa pembinaan di balik jeruji
tidak hanya bersifat rehabilitatif, tetapi juga produktif dan
transformatif.

“Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa Warga Binaan,
sekalipun mereka pernah terlibat dalam kejahatan serius, tetap
memiliki potensi besar jika diberi ruang dan kesempatan untuk
berkembang. Ini juga bentuk dukungan terhadap proses reintegrasi
sosial mereka ke masyarakat,” ujar Ibnu.

Karya-karya yang ditampilkan tak hanya menonjol dari sisi estetika,
namun juga membawa pesan kuat tentang perubahan, harapan, dan
kemanusiaan. Pengunjung dari berbagai latar belakang, baik dari dalam
negeri maupun perwakilan internasional, menyatakan kekaguman mereka
atas kualitas karya dan semangat perubahan yang tergambar jelas dari
hasil kerja tangan para Warga Binaan.

Ajang Indo Defence 2025 Expo Forum sendiri dibuka secara resmi oleh
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam sambutannya,
Presiden menekankan pentingnya kolaborasi dan penguatan industri
pertahanan dalam dan luar negeri, sembari tetap membuka ruang dialog
dan kemajuan sains serta teknologi.

“Expo ini memberi kesempatan luas bagi seluruh unsur—baik pertahanan,
politik, maupun sosial—untuk memahami arah perkembangan teknologi dan
bagaimana dunia bergerak dalam membangun keamanan global,” tegas
Presiden Prabowo.

Lebih dari sekadar pameran pertahanan, ajang ini menjadi platform
penting yang menunjukkan bahwa deradikalisasi dan pembinaan bisa
menghasilkan dampak nyata. Kehadiran Lapas Khusus Sentul—dengan
dukungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)—membuktikan
bahwa proses perubahan tidak berhenti di dalam sel, melainkan bisa
terus berjalan menuju masa depan yang produktif.

Pameran karya Warga Binaan ini sekaligus menjadi simbol dari kampanye
besar: bahwa setiap individu berhak atas kesempatan kedua, dan bahwa
upaya memulihkan seseorang dari ideologi kekerasan dapat membuka jalan
menuju kontribusi positif, bahkan dari balik jeruji besi.