Jakarta – Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan yang tertera di
lambang negara. Ia adalah napas yang harus di hembuskan kembali. Hal
itu dikatakan anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan,
Rieke Diah Pitaloka, pada sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kecamatan
Teluk Jambe Barat, Kabupaten Karawang dikutip Rabu (28/5).
“Hari ini, kita berdiri di tengah zaman yang penuh tanda tanya. Zaman
ketika teknologi begitu canggih, tapi hati sering kehilangan arah.
Ketika informasi mengalir deras, tapi kebenaran kian kabur,” ujar
Rieke.
Di sinilah, tegas Rieke, Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan
yang tertera di lambang negara. Tapi Bhinneka Tunggal Ika adalah napas
yang harus dihembuskan kembali, dari lorong-lorong kampung, ke
ruang-ruang digital.
Lebih lanjut, Rieke menguraikan, Hari Kebangkitan Nasional bukan hanya
peringatan sejarah. Ia adalah pengingat: bahwa bangsa ini lahir bukan
dari satu suku, bukan dari satu agama, bukan dari satu bahasa. Ia
lahir dari pertemuan yang penuh perjuangan, dari hati yang
berbeda-beda tapi menyatu oleh cinta tanah air.
“Hari ini, ketika intoleransi merayap di sekolah-sekolah, ketika hoaks
menyusup di grup keluarga, dan politik identitas meretakkan
persaudaraan, kita harus bertanya: masihkah kita menghidupi Bhinneka
Tunggal Ika?” tukasnya.
Ia melanjjtkan bahwa Kebangkitan Nasional sejatinya adalah kebangkitan
kesadaran. Kesadaran bahwa perbedaan adalah kekuatan, bukan ancaman.
Kesadaran bahwa Indonesia hanya akan berdiri tegak jika semua anak
bangsa merasa dilindungi, dihormati, dan dipeluk dalam keadilan.
“Jangan biarkan semboyan luhur ini jadi fosil sejarah. Mari hidupkan
ia dalam tindakan nyata: di meja makan bersama tetangga lintas
keyakinan, di musyawarah RT yang mengundang semua suara, di media
sosial yang tidak membenci yang berbeda,” kata Rieke.
“Bangkitlah, wahai bangsa! Bukan hanya dari tidur panjang, tapi dari
ego sektoral dan fanatisme sempit. Karena hari ini, Indonesia tidak
butuh seragam. Indonesia butuh pelangi.
Bukan keseragaman yang menyatukan kita,Tapi cinta yang melampaui warna.
Bhinneka Tunggal Ika. Dari Sabang sampai Merauke. Dari hatimu, untuk
bangsamu,” imbunya.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!