Jakarta – Sebagai upaya meningkatkan dan menyamakam persepsi dalam menjalankan program kontra radikalisasi di masyarakat agar terhindar dari penyebaran paham radikalisme dan terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) melalui Subdit Kontra Propaganda dan Subdit Pemberdayaan Masyarakat menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Satuan Tugas Pelaksanaan Kontra Radikalisasi dalam Rangka Penanggulangan Terorisme.
Rakor yang digelar di Aston Kartika Grogol, Kartika Tower, Jakarta pada Senin (26/5/2025) ini menghadirkan para perwakilan dari berbagai Kementerian/Lembaga (K/L) terkait yakni dari Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam), Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Detasemen Khusus (Densus) 88/Anti Teror Polri, Bidang Kontra Intelijen Siber Badan Intelijen Negara (BIN), Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Ditjen Binmas & Ditjendik Islam Kemenag), Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri, serta dari Kementerian Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak (KPPPA)
Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof. Dr. Irfan Idris, MA., dalam sambutannya saat membuka acara menjelaskan bahwa rakor ini digelar dalam rangka menindaklanjuti kegiatan Rakor Pembentukan Tim Satuan Tugas Pelaksanaan Kontra Radikalisasi dalam Rangka Penanggulangan Terorisme dan Sosialisasi Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Nomor 2 Tahun 2023 tentang Pelaksanaan Kontra Radikalisasi dalam Pencegahan Tindak Pidana Terorisme yang terlaksana pada 23 Januari 2025 lalu yang dipimpin langsung Kepala BNPT RI, Komjen Pol Eddy Hartono, S.Ik., MH.
“Kita semua menyadari bahwa ancaman radikalisme dan terorisme terus berkembang dengan dinamika yang kompleks. mereka memanfaatkan teknologi, menyebarkan narasi sesat, dan menargetkan generasi muda. maka, pertemuan hari ini adalah langkah strategis untuk menyatukan langkah, memperkuat sinergi, dan menyusun rencana aksi yang lebih efektif,” ujar Prof Dr. Irfan Idris.
Menurutnya tujuan diadakannya Rakor ini adalah untuk mengevaluasi capaian program kontra radikalisasi selama ini, termasuk kontra narasi, kontra propaganda, dan kontra ideologi. Selain itu juga untuk memperkuat koordinasi antar K/L untuk menghindari tumpang tindih program dan memaksimalkan dampak.
“Dan kita akan merumuskan strategi terbaru dalam menghadapi perkembangan metode radikalisasi, khususnya di dunia digital. Jadi kita tidak boleh lengah. Karena di era dimana informasi menyebar dengan cepat, peran kita sebagai garda terdepan dalam melawan paham radikal menjadi semakin krusial,” ujar mantan Direktur Deradikalisasi BNPT ini.
Untuk itu dirinya berharap, melalui diskusi yang berlangsung pada hari ini, semua pihak dapat menghasilkan strategi kontra-radikalisasi yang lebih persuasif dan kolaborasi yang nyata antar-instansi. Karena tantangan yang akan dihadapi bangsa ini kedepannya nanti akan semakin besar, karena bukan hanya offline saja, tetapi juga online yang juga harus dihadapi.
“Masyarakat kita belum siap untuk berbeda, sehingga yang berbeda itu disebut musuh. Kelompok radikal itu ‘small group big plan’, sebenarnya merupakan kelompok yang kecil tetapi memiliki rencana yang besar,” katanya.
Untuk itu dalam pertemuan hari ini dirinya berharap masing masing kelompok yang terbagi menjadi Kontra Narasi, Kontra Propaganda dan Kontra Ideologi ini dapat memaksimalkan upaya Kontra Radikalisasi yang sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2018 dan PP 77 Tahun 2019, serta melakukan sinkronisasi atas Perban Kontra Radikalisasi mengenai apa yang sudah kita kerjakan dan rencana kedepannya.
“Mari kita mendominasi space kosong yang di tengah-tengah dan menegakkan Islam Wasathiyah sebagaimana yang diamanatkan oleh Kemenag. Terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir. semoga rakor hari ini berjalan lancar dan menghasilkan solusi konkret bagi bangsa,” ujar Prof Irfan mengakhiri.
BNPT sebagai pemangku kepentingan dalam program Kontra Radikalisasi tersebut maka dalam rakor tersebut hadir pula Kasubdit Kontra Propaganda Kolonel Cpl. Hendro Wicaksono, SH., M.Krim., bersama staf dan Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat, Kolonel Sus. Dr. Haryanto, M.Pd., bersama staf terkait.
Dalam rakor tersebut para peserta K/L juga membawa data kontra radikalisasi sesuai Program masing masing yakni Kontra Narasi, Kontra Propaganda dan Kontra Ideologi yang sudah dilakukan pada bulan Januari hingga. April 2025 dan program yang akan dilaksanakan selanjutnya.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!