Banyuwangi – Senin budaya merupakan kearifan lokal bangsa Indonesia
harus terus dilestarikan di era modern. Pelestarian kearifan lokal ini
sangat penting untuk menjaga peratuan dan kesatuan Indonesia yang
beragam, sekaligus menjaga masyarakat dari serangan budaya asing.
Hal itulah yang melandasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi
yang konsisten dalam melestarikan kearifan lokal. Tak sekadar
melestarikan, Pemkab Banyuwangi mampu ‘menjual’ berbagai seni budaya
lokal menjadi komoditi pariwisata.
Salah satunya gelaran rutin Festival Padhang Ulanan yang melibatkan
ribuan pelajar dari berbagai tingkatan pendidikan. Hal ini merupakan
komitmen Pemkab Banyuwangi dalam melestarikan seni budaya sekaligus
menjaga warisan leluhur.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengatakan festival Padhang
Ulanan dilaksanakan setiap bulan secara bergilir di seluruh kecamatan
ini. DAlam gelaran ini para pelajar mulai dari TK hingga SMA untuk
menampilkan beragam kesenian khas Banyuwangi.
“Festival ini kami gelar sebagai bentuk komitmen dalam melestarikan
kesenian dan budaya daerah. Anak-anak muda kami libatkan, agar mereka
mempelajari dan mencintai seni budaya daerah,” ungkap Bupati Ipuk,
Minggu (18/5/2025).
Dalam gelaran Padhang Ulanan yang dilaksanakan di Ruang Terbuka Hijau
(RTH) Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Sabtu akhir pekan kemarin,
sekitar tiga ratus pelajar dengan penuh semangat menampilkan berbagai
atraksi seni budaya Banyuwangi sejak pagi hingga petang.
Penonton disuguhkan dengan keindahan tari tradisional Gandrung Marsan
dan Niskala Seblang yang memukau, pertunjukan wayang kulit yang sarat
makna, sandiwara rakyat yang menghibur, lantunan syair tradisional
Osing yang merdu, hingga pembacaan naskah kuno “Mocoan Pacul Goang”
yakni Lontar Yusuf. Pembacaan naskah kuno ini diselingi dengan fragmen
atau sandiwara bernuansa komedi yang menyampaikan nilai-nilai positif
yang terkandung dalam Lontar Yusuf.
“Festival ini akan terus digelar setiap bulan sampai akhir tahun
bergilir di seluruh kecamatan dengan tema yang berbeda-beda, mengacu
pada akar dari seni dan budaya setempat,” ungkap Bupati Ipuk.
Ipuk berharap, dengan rutinnya gelaran atraksi seni budaya yang
melibatkan ribuan siswa ini, akan muncul bibit-bibit talenta baru yang
kelak akan menjadi pelaku seni yang meneruskan dan mengembangkan
kesenian Banyuwangi.
Siva Naia Puti salah satu perseta tampak antusias dan gembira dapat
tampil di panggung utama Festival Padhang Ulanan dan disaksikan oleh
ribuan penonton. Ia mengaku dengan festival ini, bisa menyalurkan hobi
menari, sekaligus bisa mewujudkan cita-cita dalam menekuni seni tari.
“Senang sekali diberi panggung bagus untuk bisa tampil di hadapan
orang-orang. Hobi saya memang menari, semoga kelak besar tetap bisa
menekuni seni tari,” ujar Siva Nadia Putri.
Selama ini, Banyuwangi memang dikenal konsisten dalam menggelar
berbagai atraksi seni budaya sebagai upaya melestarikan kesenian
daerah sekaligus mewadahi minat dan bakat generasi muda dalam
berkesenian. Beberapa di antaranya adalah Banyuwangi Ethno Carnival
(BEC), Gandrung Sewu, dan Festival Band Pelajar.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!