Santri Diharapkan Mampu Jadi Pelopor dalam Menyebarkan Semangat Toleransi dan Cinta Tanah Air

Jambi — Santri memiliki peran strategis sebagai agen perubahan di
masyarakat. Melalui pendekatan persuasif dan edukatif diharapkan para
santri mampu menjadi pelopor dalam menyebarkan semangat toleransi dan
cinta Tanah Air.

Hal itu dikatakan Kasubdit Bintibsos Ditbinmas Polda Jambi, AKBP Dr.
Dadang D. Karyanto, M.H., M.Pd, mewakili Dirbinmas AKBP Henky
Poerwanto, SIK, MM, Polda Jambi pada kegiatan penyuluhan rutin dan
cooling system dalam rangka mendukung program prioritas Polri,
khususnya dalam upaya pencegahan radikalisme dan intoleransi Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an Nurul Khoir yang berlokasi di Perumahan
Bougenville, Kenali Besar, Simpang Rimbo, Kota Jambi, Rabu
(21/5/2025).

Kegiatan ini mengusung tema “Mengidentifikasi dan Mengatasi
Faktor-Faktor yang Dapat Memicu Radikalisme dan Intoleransi di Wilayah
Kota Jambi” dan  bertujuan untuk menanamkan pemahaman mendalam tentang
bahaya radikalisme serta pentingnya hidup dalam semangat toleransi dan
kebhinekaan.

“Santri memiliki peran strategis sebagai agen perubahan di masyarakat.
Melalui pendekatan persuasif dan edukatif seperti ini, kita berharap
para santri mampu menjadi pelopor dalam menyebarkan semangat toleransi
dan cinta Tanah Air,” ujar AKBP Dr. Dadang D. Karyanto.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari langkah preventif Polda Jambi
dalam menjaga Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat) di wilayah hukum Kota Jambi, sekaligus mendukung
terciptanya iklim keberagaman yang harmonis di lingkungan pendidikan
keagamaan.

Dengan pendekatan yang menyentuh kalangan muda, terutama di lingkungan
pesantren, Polda Jambi optimistis bahwa upaya pencegahan radikalisme
dapat berjalan efektif dari akar rumput. Program seperti ini
diharapkan terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak institusi
pendidikan di masa mendatang.

Dalam penyuluhan tersebut, beberapa poin penting ditekankan kepada para peserta:

1. Peningkatan kesadaran akan ancaman radikalisme dan intoleransi di
lingkungan sekitar.

2. Pemahaman tentang faktor-faktor penyebab munculnya paham radikal.

3. Penguatan kemampuan individu dan kolektif dalam mencegah serta
menanggulangi paham ekstrem di lingkungan pondok pesantren.

4. Penanaman nilai-nilai kebangsaan, kerukunan antarumat, dan
pentingnya hidup dalam keberagaman.