New York – Pendekatan komprehensif sangat penting dalam penanggulangan
terorisme. Pernyataan itu diucapkan Wakil Menteri Luar Negeri Republik
Indonesia (Wamenlu RI) Arrmanatha Nasir pada Sidang Terbuka Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dikutip dari pernyataan
resmi Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI), Kamis (23/1/2025). Sidang
ini membahas upaya penanggulangan terorisme di Afrika, yang saat ini
menghadapi tantangan keamanan akibat konflik berkepanjangan dan
ketidakstabilan kawasan.
“Terorisme terus menjadi ancaman global yang berdampak pada situasi
keamanan dan menghambat pembangunan, termasuk di Afrika,” ujar
Arrmanatha.
Minum ini sebelum tidur dan diabetes akan hilang selamanya!
Sebagai negara yang pernah menghadapi serangan terorisme, Indonesia
memahami perlunya pencegahan dan penanggulangan dengan mengedepankan
prinsip national ownership dan pendekatan lunak (soft approach) yang
sejalan dengan Piagam PBB dan hukum internasional.
Wamenlu yang akrab disapa Tata itu kemudian menyampaikan
langkah-langkah konkret yang telah diterapkan Indonesia dalam
menghadapi akar permasalahan terorisme mulai dari tingkatl nasional
hingga global. Berikut di antaranya:
1. Tingkat Nasional
Indonesia menekankan pentingnya dialog, toleransi, nilai-nilai
moderasi, literasi digital, dan kemampuan berpikir kritis untuk
melindungi masyarakat dari ideologi berbahaya. Selain itu, upaya
menanggulangi pendanaan terorisme juga menjadi prioritas kebijakan
nasional.
2. Tingkat Kawasan
Dalam konteks regional, Wamenlu RI mendukung inisiatif seperti
Nouakchott Process dan Accra Initiative di Afrika. Indonesia juga
aktif memberikan pelatihan melalui Jakarta Center for Law Enforcement
Cooperation (JCLEC), sebuah program pembangunan kapasitas yang telah
membantu negara-negara Afrika dalam memperkuat kemampuan penegakan
hukum.
3. Tingkat Global
Di tingkat internasional, pertukaran informasi dan praktik terbaik di
antara aparat penegak hukum menjadi kunci.
“Terorisme tidak mengenal batas. Oleh karena itu, kerja sama di
tingkat global menjadi sangat penting,” tegas Arrmanatha.
Indonesia juga menyerukan dukungan masyarakat internasional untuk
Afrika dalam mengembangkan solusi terhadap ancaman keamanan, termasuk
terorisme dan kejahatan lintas negara.
Arrmanatha menegaskan bahwa implementasi efektif Agenda 2063 Uni
Afrika menjadi langkah penting untuk mendorong transformasi Afrika
sebagai kekuatan global.
Selain itu, Arrmanatha mendukung reformasi Dewan Keamanan PBB untuk
memastikan representasi yang adil bagi Afrika, sehingga partisipasi
kawasan tersebut di panggung internasional dapat ditingkatkan.
Sidang Debat Terbuka DK PBB ini dipimpin oleh Menteri Luar Negeri
Aljazair, Ahmed Attaf, yang menjadikan isu penanggulangan terorisme
sebagai prioritas selama presidensi Aljazair pada Januari 2025.
Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari 10 negara pada tingkat
menteri dan wakil menteri, termasuk Sierra Leone, Somalia, dan Rwanda.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!