Indramayu – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan kembali menyelenggarakan Riksa Budaya. Kali ini,
kegiatan dikolaborasikan dengan Festival Mangga dan mengangkat tema
‘Geten, Titen, Telaten’. Rangkaian acara digelar di Alun-Alun
Puspawangi, Kabupaten Indramayu,beberapa waktu lalu.
Ratusan seniman budayawan tampil membawakan berbagai atraksi seperti
Puisi Dermayu, Bujanggaan, Kidung Memitu, Tembang Dolanan Anak
Salimpetan dan Ula-ula Kelabang, Tari Topeng Kelana Udeng Dermayu,
Parikan (pantun bahasa Jawa), Tari Randu Kentir, Tari Sintren, Seni
Tarling, Goong Renteng, hingga Wayang Kulit.
“Riksa Budaya tidak hanya menguatkan jati diri kita, tapi juga
menegaskan bahwa budaya merupakan pemersatu yang sangat penting di
tengah era globalisasi yang sering membawa tantangan berupa hilangnya
identitas lokal. Karena itu, budaya harus menjadi jangkar yang kokoh,”
kata Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin yang diwakili Dodo Suhendar
selaku Plh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat
Daerah Provinsi Jawa Barat.
“Kami berharap melalui Riksa Budaya ini, masyarakat terdorong untuk
lebih aktif melestarikan dan mengembangkan budaya-budaya lokal.
Inisiatif ini merupakan tanggung jawab kita bersama,” tambahnya.
Riksa Budaya sendiri merupakan program yang diinisiasi oleh Disparbud
Jabar melalui Bidang Kebudayaan. Tujuannya adalah memperkuat nilai
budaya lokal dengan konsep gotong royong, dan dilaksanakan setiap
tahun di tiga wilayah budaya Jawa Barat yaitu Sunda Priangan, Cirebon
Dermayu, serta Melayu Betawi.
Pada kesempatan ini, Pemprov Jabar seraya menyerahkan penghargaan
Apresiasi Warisan Budaya Indonesia kepada Kabupaten Indramayu.
Penghargaan tersebut diterima oleh Sekretaris Daerah Kabupaten
Indramayu Aep Surahman serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Indramayu.
“Alhamdulillah Indramayu kembali diberi kesempatan untuk menjadi tuan
rumah kegiatan Riksa Budaya. Kegiatan ini mengangkat tema ‘Geten,
Titen, Telaten’ yang artinya tekun, teliti, dan ulet. Harapan kita
tentu semua bisa turut meresapi makna tersebut sehingga mendapatkan
hasil yang terbaik dan juga berkah,” ungkap Sekda Kabupaten Indramayu.
“Riksa Budaya merupakan kerja sama antara Pemprov Jabar dan Pemkab
Indramayu untuk melestarikan karya budaya yang telah ditetapkan dalam
WBTb tingkat provinsi maupun nasional. Ini sekaligus sebagai bentuk
apresiasi terhadap para pelestari budaya,” tambahnya.
Tak hanya pertunjukan seni budaya, Riksa Budaya kali ini turut
dimeriahkan dengan Festival Mangga, acara yang rutin diadakan Pemkab
Indramayu sejak 2021 lalu. Festival tersebut menegaskan bahwa
Kabupaten Indramayu menjadi salah satu daerah di Indonesia yang
konsisten memproduksi buah mangga dengan kualitas unggulan.
“Kabupaten Indramayu ini dijuluki Kota Mangga karena memang memiliki
produksi mangga yang berlimpah sekitar 1,5 juta kuintal setiap
tahunnya. Ada sekitar 24 jenis mangga asli Indramayu. Oleh sebab itu,
sejak 2021 kita mengadakan Festival Mangga yang digelar setiap tahun
agar dapat dikenal oleh dunia luar dan dilestarikan seluruh lapisan
masyarakat,” jelas Sekda Indramayu.
Secara simbolis, acara dibuka dengan membunyikan alu dan lesung serta
diikuti prosesi makan mangga hasil Memanen Gunungan Mangga. Turut
hadir dalam kegiatan ini Kadisparbud Jabar Benny Bachtiar, Kabid
Kebudayaan Disparbud Jabar Febiyani, serta jajaran Forkopimda.
Kabid Kebudayaan Disparbud Jabar Febiyani mengatakan, ada riksa Budaya
tersebut ada hal yang unik yakni budaya Jawa Barat di Indramayu dengan
konsep Geten, Titen, Tulaten menggelar tari Topeng Kelana Udeng, yang
dibawakan oleh 200 penari.
“Dan tahun ini diusulkan masuk dalam sidang penetapan Warisan Budaya
Takbenda Jawa Barat,”jelas Febiyani dalam keterangannya Selasa
(7/1/2025).
Selain itu juga kolaborasi antara Wayang Kulit Indramayu dengan
Sandiwara Indramayu menjadi menarik dan merupakan pertama kali
dipentaskan. Gelaran itu mendapat antusiasme yang cukup tinggi dari
masyarakat.
“Walaupun bukan malam Minggu, tapi itu alun -alin penuh (penonton),
sampai selesai acara,”ucap Febiyani.
Pada Riksa Budaya di Indramayu juga di gelar dialog budaya dengan
generasi muda, tingkat SD,SMP, dan SMA yang masing masing mengirimkan
400 orang siswa. Pada kesempatan itu juga hadir narasumber yakni Aat
Suratin, Marintan Sirait, dan Supali Kasim.