Yogyakarta- Saat menyiapkan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), para
pemimpin bangsa dipimpin Ir Soekarno sempat melakukan pertemuan di
Rengasdengklok, Karawang. Pertemuan itu digelar di sebuah rumah kecil
di tengah tengah perkampungan Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Kini rumah kecil itu menjadi saksi kemerdekaan Indonesia. Di rumah
milik keluarga Djiauw Kie Siong, para pemuda dan tokoh politik
mempersiapkan proklamasi kemerdekaan.
Rumah yang kini menjadi cagar budaya tersebut menjadi tempat belajar
seluruh bangsa Indonesia. Belum lama, komunitas Sinau Pancasila
bersama Komisi A DPRD DIY mengunjungi Rumah Djiauw-Kie Siong.
”Dari rumah ini kita bisa belajar bagaimana semangat para pemuda dan
tokoh bangsa. Mereka harus melewati jalan dari Jakarta ke sini,
menghindari penjagaan penjajah agar dapat segera mewujudkan
kemerdekaan,” papar Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto dikutip dari
suaramerdeka.com.
Komunitas Sinau Pancasila yang melakukan kunjungan merupakan jurnalis
dari berbagai media di Yogyakarta. Mereka secara rutin melakukan napak
tilas sejarah perjuangan Presiden Pertama RI, Ir Soekarno.
Rumah Djiauw-Kie Siong berada di Dusun Kalijaya I RT 001/RW 009, Desa
Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Bentuk bangunannya masih asli, termasuk lantai dan dinding yang
terbuat dari anyaman bambu.
Menurut catatan Rumah Sejarah Djiauw-Kie Siong, Ir Soekarno dan Moh
Hatta pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 17.00 sampai di rumah
tersebut. Para pemudalah yang membawa mereka ke sana, ada istilah
menyebut ”diculik”.
Para pemuda mendesak agar para tokoh politik segera memproklamasikan
kemerdakaan Indonesia. Di rumah itu juga naskah proklamasi kemerdekaan
Indonesia dibahas, dipersiapkan dan ditufis. Saat itu ada pula
Sukarni, Yusuf Sukanto, dr Sufjipto, Fatmawati, Guntur Soekamnoputra
yang masih bayi.
”Kamar-kamar yang dipakai Bung Karno dan Bung Hatta istirahat masih
asli semua. Semua kami rawat karena ini saksi sejarah supaya anak-anak
muda mengenal perjalanan sejarah bangsanya,” tutur Janto Djoewari,
kerabat Djiauw-Kie Siong yang merawat rumah bersejarah tersebut.
Rumah Sejarah Djiauw-Kie Siong tampak terawat, bersih dan lingkungan
sekitarnya asri. Banyak pohon mengelilingi kampung Rengasdengklok
Utara. Warga tak asing dengan para tamu yang berkunjung ke sana.
”Kakek kami, Djiauw Kie Siong juga dikenal sebagai salah seorang
anggota Pembela Tanah Air (PETA), sama halnya dengan Bung Karno dan
tokoh lainnya,” imbuh Janto.
Ia menegaskan, mengunjungi rumah Djiauw Kie Siong merupakan bentuk
penghargaan pada para pejuang republik. Djiauw ketika masih hidup
pernah berwasiat, keluarga yang menempati rumah bersejarah harus
sabar, tak boleh merengek minta-minta sesuatu kepada pihak mana pun.
Setiap hari, ada saja pengunjung ke Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong.
Pada akhir pekan, kunjungan bertambah karena anak-anak, remaja dan
pihak-pihak yang ingin melihat dari dekat rumah berkumpulnya para
pejuang yang membidani kemerdekaan Indonesia.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!