Medan – Dunia kesehatan di Indonesia diminta waspada terkait
kemungkinan adanya skenario medical terrorisme atau teror yang
memanfaatkan fasilitas kesehatan. Untuk itu, lembaga kesehatan
diingatkan agar berhati-hati bekerjasama dengan pihak luar dalam hal
pengambilan sampel daerah. Hal ini menyangkut keamanan suatu negara.
“Saya minta kepada kita untuk lebih berhati-hati ya. Karena gini
teman-teman sekalian, ini menyangkut ketahanan nasional. Kenapa saya
bilang ketahanan nasional begitu darah kita ini dengan bebas terbang
ke luar negeri kemudian secara gen di maping, maka itu akan potensial
mau dijadikan apa. Karena ke depan kalau perang-perang bisa dijadikan
senjata untuk menghancurkan suatu negara,” sebut Ketua Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) Sumatera Utara Dr Ramlan Sitompul SpTHT BKL SubspFPR
(K) pada pelantikan pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Sumut periode 2024-2027 di Hotel Santika, Medan, Minggu (8/12/2024).
Dia mengistilahkan medical terrorism. Misalnya ketika ingin
menghancurkan suatu bangsa ke depan, maka medical terorisme itu yang
dipakai tidak lagi adu senjata.
“Jadi minta tolong ada prosedur tetap (protap) yang harus dijaga
jangan sampai kita didideteksi oleh negara tertentu kemudian
pendudukan 280 juta ini ketika akan terjadi perang terlalu mudah
menghabisinya,” tegas Ramlan.
Ketua IDI Sumut menekankan pentingnya kolaborasi, inovasi, dan
komitmen dalam menghadapi tantangan kesehatan di Indonesia, khususnya
di Sumatera Utara.
“Ini adalah momentum yang harus dimanfaatkan untuk membangun
kepercayaan diri organisasi profesi kita, sekaligus memberikan
kontribusi nyata bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat,”
ujarnya.
Ketua IDI Sumut menyoroti capaian indikator kesehatan nasional yang
baru mencapai 10%, berdasarkan data dari Bappenas. Hal ini menandakan
masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti stunting dan
penyakit infeksi.
“Saya yakin, dengan sinergi antara tenaga kesehatan, pemerintah, dan
masyarakat, kita mampu mempercepat capaian ini demi kesehatan bangsa
yang lebih baik,” tegasnya.
Dia juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kualitas pendidikan
kedokteran di tengah dinamika regulasi. Pendidikan profesi kedokteran
harus terus didukung untuk menghasilkan tenaga medis yang ahli dan
inovatif.
“Kita harus memastikan bahwa pendidikan kedokteran di Indonesia tetap
berstandar tinggi dan tidak kalah bersaing di kancah internasional,”
katanya.
Ramlan turut menyoroti peran teknologi dan kecerdasan buatan (AI)
dalam mendukung layanan kesehatan modern. Dengan memanfaatkan
teknologi, seperti analisis data radiologi berbasis AI, dokter dapat
memberikan diagnosis yang lebih akurat dan cepat.
“Mari kita adaptasi dan manfaatkan perkembangan teknologi ini untuk
meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia,” ajaknya kepada para
sejawat.
Dalam penutup sambutannya, Ketua IDI Sumut memberikan apresiasi kepada
para dokter di Sumatera Utara yang telah bekerja keras, bahkan dalam
situasi darurat.
“Kita memiliki potensi besar untuk terus maju. Dengan semangat
kebersamaan dan inovasi, saya yakin kita dapat membawa dunia kesehatan
Indonesia menjadi yang terdepan,” tutupnya penuh optimisme.