Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat Wayang mendorong
pelestarian wayang dalam kehidupan sehari-hari. Ia menilai wayang
dapat media untuk menyampaikan pesan dan nilai-nilai budi pekerti,
yang dapat membangun kesadaran masyarakat dan mendukung proses
pembangunan.
“Kita harus mampu menjadikan wayang bagian dari kehidupan masyarakat.
Karena sejatinya wayang itu bukan sekadar tontonan untuk hiburan,
tetapi juga sebagai media penyampai pesan yang di dalamnya mengandung
nilai-nilai filosofis dan budi pekerti,” kata Lestari dalam
keterangannya, Senin (18/11/2024).
Hal ini disampaikannya pada Focus Group Discussion MPR RI dengan tema
Potensi dan Tantangan Melestarikan Wayang di Indonesia, di Sukoharjo,
Jawa Tengah, Minggu (17/11).
Lestari mengungkapkan generasi muda saat ini sangat jauh untuk
mengenal wayang. Di sisi lain, negara berusaha luar biasa memasukan
wayang sebagai salah satu kekayaan budaya untuk mendapatkan pengakuan
dari UNESCO.
“Apalagi, saat ini ada proses yang tidak bisa kita hindari yaitu
adanya lompatan zaman dan masuknya anasir-anasir asing yang memberikan
pengaruh kepada kebudayaan kita,” ucapnya.
Wanita yang akrab disapa Rerie ini mengatakan pertumbuhan kesenian
wayang saat ini sangat memprihatinkan. Dalam lima tahun terakhir,
kesenian wayang sudah jarang ditanggapi masyarakat.
Lestari menyebut hal ini berdampak pada berkurangnya minat masyarakat
untuk menggeluti profesi dalang, perajin wayang, dan sejumlah profesi
pendukung lainnya dalam pertunjukan wayang.
“Kita memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat untuk
memastikan wayang tetap hidup di tengah masyarakat dan tidak tergerus
perkembangan zaman,” tegasnya
Padahal di masa lalu, ungkap Lestari, bila ada pertunjukan wayang,
anak-anak juga ikut mendengarkan. Sebab dalam pertunjukan wayang,
selalu ada ajaran budi pekerti yang diselipkan dan pembelajaran
kehidupan yang dirangkai dalam cerita.
“Bagaimana kita bisa tetap melestarikan dan menjadikan wayang bagian
dari kehidupan masyarakat di tengah pergeseran cara berpikir di era
modernisasi dan globalisasi, itu harus menjadi kepedulian bersama agar
kita dapat mewujudkannya,” pungkas Rerie.
Sebagai informasi turut hadir pada acara tersebut Dr. Ir. H. Warsina
M.Si (Dalang Senior), Sarwono (Pecinta Wayang), dan Diwasa
(Budayawan), serta para dalang muda dan pemerhati budaya.