Penting Jaga Komitmen Terhadap Pancasila untuk Hadapi Tantangan Dunia

Jakarta  – Menjaga komitmen Bangsa Indonesia terhadap Pancasila sangat
penting untuk menghadapi berbagai tantangan dunia agar bisa tetap
kokoh menghadapi dinamika politik global. Hal tersebut dikatakan
mantan Menteri Luar Biasa (Menlu) Retno Marsudi dalam seminar nasional
bertajuk “Diplomasi Pancasila Bagi Dunia” di Kampus Universitas
Pancasila Jakarta, Rabu.

Acara ini dipandu oleh Prof Dr Eddy Pratomo dan dihadiri oleh para
pimpinan Universitas Pancasila serta sivitas akademika yang
berkomitmen untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Retno Marsudi
menekankan nilai-nilai patriotisme dan penerapan Pancasila
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Sikap patriotisme merupakan sikap seseorang yang mau mengorbankan
segalanya untuk kejayaan dan kemakmuran bangsa dan negaranya,” ujar
dia.

Menurutnya, Pancasila adalah aset bangsa yang menyatukan berbagai
suku, budaya, dan agama. Ia juga mengemukakan tantangan yang dihadapi
Indonesia dalam menjaga martabat di tengah praktik transaksional
global, serta pentingnya mendefinisikan kepentingan nasional.

Untuk itu, ia berharap generasi muda berpegang pada prinsip Pancasila
sebagai petunjuk arah dalam berbangsa dan bernegara.

Sementara itu, mantan Dubes Austria dan PBB Dr Darmansyah Djumala
menekankan Pancasila sebagai falsafah, dasar negara, dan ideologi yang
diimplementasikan dalam kebijakan luar negeri Indonesia.

Ia menggarisbawahi pengakuan Pancasila sebagai Memory of the World
oleh UNESCO, yang diharapkan dapat menginspirasi hubungan
internasional.

“Ujian sejarah membuktikan bahwa Pancasila dipegang teguh oleh Bangsa
Indonesia dalam tiga dimensi: sebagai falsafah, dasar negara, dan
ideologi,” ujarnya.

Sebagai falsafah, kata dia, Pancasila diyakini sebagai sistem nilai
yang hidup dalam masyarakat (Pancasila sebagai living ideology).

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum dan pedoman nilai dalam menyusun aturan.

“Sebagai ideologi, Pancasila memuat sekumpulan ide, gagasan, dan
cita-cita dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan
sebagai working ideology dalam kebijakan negara,” katanya.

Rektor Universitas Pancasila Prof D Marsudi Wahyu Kisworo mengatakan
penyelenggaraan seminar ini bertujuan untuk membahas bagaimana
diplomasi Indonesia dapat terus berkontribusi terhadap perdamaian dan
kesejahteraan dunia