Pasukan AS Lancarkan Serangan Udara terhadap Kamp ISIS di Suriah

Washington – Pasukan militer Amerika Serikat (AS), baru-baru ini
melancarkan serangkaian serangan udara terhadap sejumlah lokasi
kelompok ISIS di Suriah beberapa waktu lalu. Serangan ini dilakukan di
tengah ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, di mana sekutu AS,
Israel, sedang menghadapi serangan dari berbagai kelompok militan di
Gaza dan Lebanon.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Komando Pusat AS, serangan
udara ini menargetkan kamp-kamp ISIS yang telah teridentifikasi.

“Serangan ini bertujuan untuk mengganggu kemampuan ISIS dalam
merencanakan, mengorganisir, dan melancarkan serangan terhadap Amerika
Serikat, sekutu-sekutu kami, serta warga sipil di seluruh wilayah dan
sekitarnya,” tulis pernyataan tersebut.

Saat ini, sekitar 900 tentara AS dikerahkan di Suriah sebagai bagian
dari koalisi internasional yang dibentuk untuk melawan ISIS, yang
telah menguasai sejumlah besar wilayah di Irak dan Suriah sejak tahun
2014.

Namun, situasi keamanan di kawasan tersebut semakin memburuk, dengan
pasukan koalisi anti-ISIS sering kali menjadi sasaran serangan drone
dan roket.

Serangan-serangan ini semakin intensif sejak dimulainya konflik
Israel-Hamas, yang telah menarik perhatian kelompok-kelompok militan
di seluruh Timur Tengah, termasuk Hizbullah yang didukung Iran di
Lebanon.

Dalam upaya untuk merespons ancaman tersebut, pasukan AS telah
meluncurkan sejumlah serangan balasan terhadap faksi-faksi militan di
Irak dan Suriah.

Sebelumnya, pada bulan September, pasukan AS melaksanakan dua serangan
terpisah di Suriah, yang mengakibatkan tewasnya 37 orang yang diduga
merupakan anggota kelompok teroris, termasuk anggota ISIS dan kelompok
afiliasi al-Qaeda, Hurras al-Din.

Saat ini, Komando Pusat AS sedang melakukan penilaian kerusakan dan
memastikan bahwa tidak ada korban sipil dalam serangan terbaru ini.

Situasi di wilayah tersebut tetap tegang, dan serangan ini menunjukkan
komitmen AS untuk terus memerangi ISIS dan memastikan keamanan
regional di tengah meningkatnya ancaman dari kelompok-kelompok
militan.