Cirebon – Detasemen Khusus Anti-Teror 88 (Densus 88) melalui Tim
Identifikasi Sosial (Idensos) menggelar sosialisasi Wawasan Kebangsaan
dan Pencegahan Paham Intoleransi, Radikalisme, serta Terorisme kepada
para pelajar SMAN 1 Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, pada Selasa
(8/10/2024).
Acara yang dihadiri sekitar 100 pelajar ini dipimpin oleh Kompol H.
Satori, S.H., M.M., bertujuan memberikan pemahaman tentang bahaya
paham radikalisme dan terorisme serta cara pencegahannya.
Sosialisasi yang digelar di Aula SMAN 1 Arjawinangun ini menghadirkan
beberapa narasumber, termasuk Wakasek Kurikulum, Drs. Bambang
Suharyanto, M.Si, dan Kapolsek Arjawinangun, AKP Sumaeri, S.H.
Kompol H. Satori, S.H., M.M., selaku Kepala Unit Identifikasi Sosial
(Idensos) Densus 88, menekankan pentingnya wawasan kebangsaan sebagai
fondasi bagi generasi muda dalam menghadapi ancaman intoleransi,
radikalisme, dan terorisme.
Menurut Kompol Satori, wawasan kebangsaan adalah pandangan yang
menghargai keragaman dan nilai-nilai keindonesiaan.
“Sebagai bangsa, kita memiliki tanggung jawab, hak, dan kewajiban
untuk menjaga keutuhan negara dan wajib melakukan bela negara,”
tegasnya.
Ia menjelaskan proses terbentuknya terorisme, yang berawal dari
intoleransi sebagai akar permasalahan.
“Intoleransi berkembang menjadi radikalisme, yang kemudian berujung
pada tindakan terorisme,” jelasnya.
Lebih lanjut, Satori menguraikan karakter intoleransi dan radikalisme,
mulai dari tidak menghormati hak orang lain hingga penggunaan
kekerasan untuk mencapai tujuan.
Dalam kesempatan ini, Satori juga mengingatkan para pelajar akan
pentingnya memahami empat pilar kebangsaan—UUD 1945, Pancasila,
Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI—sebagai dasar menjaga persatuan bangsa.
Ia berpesan kepada para pelajar agar bijak dalam menggunakan media
sosial dan menjauhi narkoba.
“Jangan sampai terpengaruh oleh informasi yang salah dari media
sosial. Jaga toleransi dan jauhi narkoba,” jelasnya.
Sosialisasi ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman pelajar terhadap
pentingnya menjaga persatuan bangsa dan mencegah paham radikal
berkembang di kalangan generasi muda.
Wakil Kapala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 1 Arjawinangun, Bambang
Suharyanto, menegaskan pentingnya pemahaman wawasan kebangsaan bagi
generasi muda, terutama di tengah derasnya pengaruh negatif media
sosial.
“Di era ini, media sosial sangat memengaruhi perilaku generasi muda.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menanamkan wawasan kebangsaan
agar cinta tanah air semakin kuat,” ujar Bambang Suharyanto.
Ia berharap para pelajar dapat membedakan mana hal yang patut
dilakukan dan yang sebaiknya dihindari demi menjaga keutuhan bangsa.