Perempuan, Remaja, dan Anak Harus Jadi Agen Perdamaian di Aceh

Sabang – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik
Indonesia bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme
(FKPT) Aceh mengadakan sosialisasi pencegahan terorisme dan
ekstrimisme yang ditujukan khususnya kepada perempuan dan anak di Kota
Sabang. Kegiatan ini bertajuk Sosialisasi Pencegahan Terorisme dan
Ekstremisme “Smart Indonesiaku, Bersatu Bangsaku (Sehat Mental
Keluarga Cerdas dan Tangguh) di Sabang, Aceh, Rabu (25/9/2024).

Salah satu narasumber dalam kegiatan itu adalah tengah ahli Direktorat
Pencegahan BNPT Prof (HC) HM Suaib Tahir, PhD. Ia mengatakan tujuan
utama dari sosialisasi ini adalah melibatkan perempuan dan anak-anak
sebagai agen perdamaian di Aceh, khususnya dalam mencegah infiltrasi
paham radikal. Ia menekankan bahwa kelompok radikalisme seringkali
menjadikan perempuan dan anak sebagai target utama.

“Tujuan utama adalah bagaimana melibatkan kaum permepuan dan anak anak
untuk menjadi agen perdamaian di Aceh ini terutama dalam upaya
mencegah infilitrasi paham paham radikal dan terorisme di kalangan ibu
ibu dan anak-anak, karena kedua hal ini menjadi target Utama kelompok
kelompok radikalisme,” ujar Suaib.

Ia menilai pentingnya peran aktif perempuan dan anak-anak dalam
menciptakan lingkungan yang aman dan damai. “Dengan meningkatkan
kesadaran serta memberikan keterampilan kepada mereka, diharapkan
dapat mengenali dan menanggulangi paham radikal,”tambahnya.

Disisi lain, ia menerangkan, setelah kegiatan seperti ini, biasanya
akan ada tindak lanjut untuk mengevaluasi efektivitasnya, misalnya
melalui penelitian dan kegiatan lainnya.

Sementara itu, Ketua FKPT Aceh, Muklisuddin Ilyas menjelaskan alasan
memilih Sabang sebagai lokasi kegiatan ini. Ia menilai bahwa Sabang
belum banyak mendapatkan perhatian dalam program pencegahan terorisme,
berbeda dengan daerah lain seperti Aceh besar, Banda Aceh dan Pidie.
Ia berharap kegiatan ini dapat membantu menjadikan Sabang sebagai
destinasi wisata yang harmonis dan aman, serta jauh dari pengaruh
paham radikalisme.

“Kenapa memilih Sabang, saya pikir ini bagian daripada strategi
kampanye untuk pencegahan radikalisme dan terorisme karena Sabang
perlu kita jaga bersama supaya sabang menajdi destinasi wisata yang
harmoni dan tentram yang jauh dari nuansa-nuansa yang saya sebutkan
tadi,” tutupnya.