Napi Teroris Abu Rusydan, Pendiri Jamaah Islamiyah Dipindah ke Lapas Semarang

Jakarta – Narapidana terorisme (Napiter) yang juga salah satu pendiri Jamaah Islamiyah (JI) Thoriquddin alias Abu Rusydan (64) dipindahkan penahanannya dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Polda Metro Jaya ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang, Rabu (18/9/2024).

Pantauan di lokasi, Abu Rusydan tiba sekira pukul 17.00 WIB dikawal ketat petugas Densus 88/Antiteror Polri menggunakan mobil. Abu Rusydan merupakan alumni Pelatihan Militer Mujahidin Afghanistan angkatan 2 tahun 1990 dan sempat menjabat Amir JI.

Dia ditangkap Densus 2 kali, terakhir pada September 2021 di Bekasi. Pada 14 September 2022 sesuai Putusan PN Jakarta Timur nomor register: 402/Pid.Sus/2022 PN Jkt. Tim, Abu Rusydan divonis 6 tahun penjara. Sebelumnya dia terlibat Bom Bali I tahun 2002 divonis 3,5 tahun penjara dan bebas akhir tahun 2005.

Abu Rusydan dipindah ke Lapas Semarang bersama 4 napiter lainnya. Total pada Rabu ini, ada 26 napiter yang dipindahkan dari Jakarta ke sejumlah lapas di Jawa Tengah, di antaranya Lapas Batang, Lapas Kendal, Lapas Ambarawa, Lapas Magelang hingga Lapas Pati.

Abu Rusydan juga diketahui bersama sejumlah tokoh sepuh JI menyatakan pembubaran organisasi JI, kembali ke pengkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berkomitmen untuk berperan aktif mengisi kemerdekaan.

Pernyataan pembubaran itu dilakukan di Bogor, Jawa Barat, pada 30 Juni 2024 yang pada perkembangannya diikuti dan didukung ribuan anggota JI di seluruh Indonesia.

Pihak Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jateng belum bersedia memberikan keterangan terkait hal ini. Kadiv Pas Kemenkumham Jateng Kadiyono belum merespons ketika dimintai konfirmasi.

Diwawancara terpisah, Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) periode 2000 – 2011 Kyai As’ad Said Ali mengemukakan saat ini dua kelompok besar teroris global Al Qaeda maupun ISIS sudah menurun ekskalasinya.

“Tinggal remang-remang aja, tapi masih ada melalui YouTube, Facebook, mereka masih ada perintah-perintah itu dan itu udah menurun, jadi ya resonansinya di bawah itu jauh beda dengan dulu. Tapi harus tetap diwaspadai gitu,” kata As’ad Ali.