Jakarta – Pihak berwenang di Niger telah menangkap sedikitnya 245
orang yang diduga terkait dengan kelompok teroris sebagai bagian dari
operasi yang sedang berlangsung untuk memerangi kejahatan dan
pemberontakan.
Dikutip Anadolu, Penangkapan dilakukan oleh Layanan Pusat Niger untuk
Pemberantasan Terorisme dan Kejahatan Terorganisasi Transnasional,
menurut Pusat Koordinasi Operasi Terintegrasi (CICO) pada Kamis (5/9).
Banyak dari mereka yang ditahan diduga merupakan anggota kelompok
bersenjata yang terlibat dalam penculikan dan aktivitas kriminal
lainnya yang beroperasi di sepanjang perbatasan Niger-Nigeria, tempat
kelompok militan Boko Haram aktif.
Penangkapan tambahan dilakukan di dekat perbatasan Mali-Niger, wilayah
di mana kelompok JNIM beroperasi, serta di wilayah Agadez yang
terkenal dengan pertambangan emasnya. Di antara mereka yang ditangkap
adalah warga negara Aljazair, Chad dan Somalia.
Aparat keamanan juga menyita lebih dari 559 kilogram obat-obatan
terlarang, 108.381 tablet berbagai jenis, dan menangkap 139
penyelundup. CICO menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan bagian
dari upaya yang lebih luas untuk membongkar jaringan kriminal di
wilayah tersebut.
Penangkapan tersebut bersamaan dengan peluncuran dua operasi militer
besar yang dilakukan junta, yakni Operasi Almah di wilayah Tillaberi
yang terletak di tepi kiri Sungai Niger dan Operasi Garkoua di wilayah
Agadez yang bertujuan untuk membasmi para penjahat.
Niger bersama dengan negara tetangganya, Burkina Faso dan Mali,
menarik diri dari Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat
(ECOWAS) pada September lalu setelah ECOWAS mengancam intervensi
militer menyusul kudeta di Niger pada Juli.
Awal tahun ini, ketiga negara tersebut membentuk Aliansi Negara-negara
Sahel dan mengumumkan pembentukan kekuatan militer gabungan untuk
mengatasi tantangan keamanan yang semakin meningkat di wilayah
tersebut.